Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bentrok FPI-Polisi: Refly Harun Tuntut Jokowi

Pakar hukum tata negara Refly Harun menuntut pembentukan tim pencari fakta independen oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait bentrokan yang terjadi antara Front Pembela Islam dan kepolisian.
Imam Besar Habib Rizieq Shihab (tengah) menyapa ribuan jamaah di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). /Antara
Imam Besar Habib Rizieq Shihab (tengah) menyapa ribuan jamaah di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar hukum tata negara Refly Harun menuntut pembentukan tim pencari fakta independen oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait bentrokan yang terjadi antara Front Pembela Islam (FPI) dan kepolisian.

Seperti diketahui, bentrokan terjadi pada Senin (7/12/2020) dini hari di jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50. Hal tersebut berakhir dengan tewasnya 6 anggota FPI.

"Poin yang paling penting adalah mendesak, meminta, menuntut Presiden Jokowi agar membentuk tim pencari fakta independen," ungkap Refly setelah membacakan pernyataan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di akun YouTube Refly Harun yang diunggah, Selasa (8/12/2020).

Refly juga mengungkapkan bahwa anggota komisi III DPR RI dari Fraksi Gerindra Habiburokhman pun juga meminta Presiden Jokowi membentuk tim independen.

Pada video ini Refly menyarankan tim independen dibentuk langsung oleh presiden dan harus berada di luar kepentingan kepolisian maupun FPI.

"Jadi tim independen ini memang sebaiknya dibentuk presiden sendiri dan harus independen, yaitu mereka yang berada di luar kepentingan kedua belah pihak," jelas Refly.

Menurutnya presiden bisa merekrut dari akademisi serta tokoh masyarakat yang dianggap netral dan independen. Refly mengatakan, tim dibutuhkan untuk mencari kebenaran bukan pembenaran.

Adapun saat ini ada dua versi kejadian. Pihak FPI dan kepolisian saling klaim krononologi.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat mengatakan bahwa mobil anggotanya dipepet oleh dua mobil simpatisan Rizieq saat tengah melakukan penguntitan. Kemudian, sebanyak 10 orang anggota FPI menyerang mobil polisi dengan senjata tajam dan senjata api.

Sementara itu FPI menyatakan bahwa selama perjalanan di tol ada upaya-upaya dari beberapa mobil yang ingin masuk ke dalam konvoi rombongan. Sebelumnya, menurut FPI mobil-mobil tersebut telah mengikuti selama dua hari terakhir.

Dalam perjalanan, tiga mobil penguntit tersebut berhasil dijauhkan oleh dua mobil berisi laskar yang posisinya berada di paling belakang, salah satunya Chevrolet dengan nomor polisi B 2152 TBN.

Mobil tersebut berisi 6 orang laskar yang bertugas melakukan pengawalan dari DKI Jakarta dan kemudian menjadi korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper