Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Indo Barometer: Bobby Nasution Perlu Kerja Keras untuk Menang di Medan

Menantu Jokowi Bobby Nasution harus berjuang keras mengatasi dua kondisi politik yang dapat mempengaruhi elektabilitasnya dalam Pilkada di Medan.
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Bobby Nasution (kiri) dan Aulia Rahman (kanan) usai pengumuman rekomendasi calon kepala daerah secara virtual di Medan, Sumatera Utara, Selasa (11/8/2020). DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan resmi mengusung menantu Presiden Joko Widodo Bobby Nasution dan Aulia Rahman sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020. ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Bobby Nasution (kiri) dan Aulia Rahman (kanan) usai pengumuman rekomendasi calon kepala daerah secara virtual di Medan, Sumatera Utara, Selasa (11/8/2020). DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan resmi mengusung menantu Presiden Joko Widodo Bobby Nasution dan Aulia Rahman sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020. ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bobby Nasution yang maju sebagai calon Wali Kota Medan tidak sebaik kakak iparnya, Gibran Rakabuming Raka di Solo.

Jika Gibran diprediksi bakal mulus memenangkan Pilkada di Solo, maka berbeda halnya dengan Bobby Nasution.

Hasil survey Indo Barometer menunjukkan bahwa Bobby harus berjuang keras mengatasi dua kondisi politik di Medan yaitu melawan petahana dan minimnya popularitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di sana.

“Masyarakat Kota Medan itu apatis karena wali kota Medan selalu kena masalah hukum,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari, dalam acara Rilis Hasil Survei Pilkada Tiga Potret Nasib Dinasti Politik di Pilkada 2020, Senin (7/12/2020).

Hasil survei juga menunjukkan bahwa partisipasi pemilih di Kota Medan hanya 25,3 persen di pilkada 2015 dan 35 persen di pilkada 2010.

Tantangan lainnya, kata Qodari, tercermin dari elektabilitas calon wali kota Medan yang belum terkonsolidasi karena banyak yang menjawab rahasia dan belum memutuskan.

Elektabilitas Muhammad Bobby Afif Nasution hanya 32.8 persen berbanding 10,0 persen pada elektabilitas Akhyar Nasution

Sementara itu, responden yang masih merhasiakan pilihannya sebesar 27.8 persen, belum memutuskan 27.3 persen dan tidak tahu/tidak jawab 2.3 persen.

“Bobby Nasution dan Akhyar Nasution saling berbagi keunggulan walau Bobby relatif lebih tinggi. Bobby Nasution unggul dalam tingkat pengenalan, tingkat kesukaan, penilaian kemampuan, alasan memilih, kepuasan pada petahana yang rendah, dan kepuasan kepada Jokowi sebagai presiden RI yang cukup baik,” jelas Qodari.

Namun, sambungya, Bobby Nasution kurang diuntungkan oleh latar belakang politik di Kota Medan di mana PDI Perjuangan bukanlah partai dominan dalam pemilu legislatif 2014 dan 2019.

Adapun survey Indo Barometer ini dilaksanakan di Kota Medan pada 20 - 24 November 2020.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah responden masyarakat berumur 17 tahun ke atas sebanyak 400 responden dengan margin of error + 4.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper