Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan bahwa dalam rekrutmen guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021 tidak akan ada prioritas. Pasalnya, sejumlah masyarakat seringkali meminta guru senior untuk didahulukan diangkat menjadi guru ASN.
“Perlu ditegaskan seleksi massal 2021 untuk guru honorer adalah yang kalau lulus bisa jadi PPPK,” tegas Mendikbud Nadiem Makariem dalam konferensi pers KPCPEN Hari Guru Nasional, Rabu (25/11/2020).
Menurutnya, batasan umur 20-59 tahun sudah sangat luas, sementara kapasitas dari rekrutmen sangat tinggi sampai 1 juta guru.
“Tes juga akan dilakukan daring, diadakan di infrastruktur AKM sehingga semua guru bisa tes, asal sesuai kriteria. Kalau jadi PNS kan aturannya tidak boleh di atas 35 tahun, tapi karena PPPK, yang di atas 35 tahun tetap boleh ikut,” jelasnya.
Nadiem menegaskan bahwa dalam perekrutan guru ASN ke depan sudah tidak ada prioritas. Kalau memang lulus seleksai akan diangkat menjadi guru PPPK.
“Sudah tidak ada prioritas, semua bisa ikut, dan bisa ambil tes sampai 3 kali. Kalau gagal bisa coba lagi, dan pembelajaran onlinenya pun ada. Kalau belum punya kompetensi untuk lulus dia bisa belajar dan mengasah kemampuan,” ujarnya.
Nadiem menyebutkan, dari proses seleksi tersebut, kalau yang lulus hanya 100.000, maka sejumlah itulah yang akan diangkat. Begitu pula kalau yang lulus sampai 500.000.
“Kemendikbud tidak akan mengendorkan standar guru untuk jadi PPPK, karena itu untuk kebaikan anak-anak murid. Kesejahteraan guru penting, tapi kualitasnya juga penting bagi anak-anak Indonesia,” tegasnya.