Bisnis.com, JAKARTA - Pernyataan Ketua Mahkamah Konstitusi 2003 - 2008 Jimly Ashiddiqie tentang Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) menyulut pro dan kontra warganet.
Setelah 13 jam, pernyataan yang tayang pada akun Twitter miliknya @JimlyAs, telah mengoleksi 5.500 komentar, 7.100 retweet, dan 15.400 likes.
Salah satu komentar yang kontra adalah @SuwitoRobby. Dia membalas bahwa zaman Rasulullah ada kisah seseorang yang dibunuh karena menghina Rasulullah, bahkan perintah membunuh itu datang dari Rasulullah sendiri.
Hal tersebut pun ditanggapi akun @JustKaka04 yang menyatakan pendukung Habib Rizieq gemar mencari kisah sadis dibandingkan dengan kisah yang memberikan teladan saling menyayangi sesama manusia.
“Mengenai kisah Ka'ab bin al asyraf, jelas dia itu "provokator yg mengadu domba" (nah, sama spt siapa tuh?) dan melanggar "konstitusi", makanya dibunuh!,” lanjut @JustKaka04 menanggapi pernyataan kontra terhadap cuitan Jimly.
Hal senada juga disampaikan akun @Jhonadi11. Dia merasa heran HRS memiliki banyak pendukung yang memuja. Padahal banyak habib atau ulama yang memberikan rasa tenang dan mencerahkan.
Baca Juga
Berdasarkan pantauan Bisnis, cuitan tersebut cukup banyak memancing kontra. Warganet tidak setuju pernyataan HRS bersifat provokatif, tetapi justru menuntut keadilan.
“Menurut saya tidak ada yg salah ceramah tsb hanya meminta negara hadir, agar rakyat bisa percaya pada negara dan tdk mengambil tindakan sendiri2. Salahnya dmn? Maaf kali ini saya tdk sepemikiran dg anda prof..,” tulis @yuleko.
Ada pula yang berupaya menengahi dan meminta Jimly membalas perdebatan warganet. “Pak prof melempar twit tpi tak berlanjt... akhirnya terjadi ribut dua kubu pro dan kontra. Sebagai intelektual bapak bertanggung jawab akan hal ini... Jika diam, lalu apa bedanya dngan orang yg bapak omongin? Makanya gak salah kalau ada orang bilang bpk juga punya kepentingan,” tulis @h454nb.
Adapun Jimly Asshiddiqie dalam cuitan tersebut menyebut pidato Rizieq penuh kebencian. Dia meminta aparat menindak agar provokasi tersebut tidak menyebar luas.
"Ini contoh ceramah yang bersifat menantang dan berisi penuh kebencian, permusuhan, yang bagi aparat pasti harus ditindak. Jika dibiarkan provokasinya bisa meluas dan melebar. Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atas namakan dakwah yang mesti dengan hikmah dan mau'zhoh hasanah," tulisnya.
Pidato dimaksud adalah ceramah Rizieq yang menyinggung soal penistaan agama. Dalam cuplikan video berdurasi 40 detik tersebut, Rizieq menyinggung soal tragedi berdarah di Prancis yang terkait dengan penghinaan terhadap Islam.
Menurut Rizieq, kejadian di Prancis merupakan contoh pembiaraan negara terhadap penistaan agama. Oleh karena itu dia meminta setiap penista agama Islam di Indonesia harus diproses.
“Yang menghina nabi, menghina Islam, menghina ulama, proses, betul? Kalau tidak diproses jangan salahkan umat Islam kalau kepalanya ditemukan di jalanan,” ujar Rizieq dalam cuplikan video tersebut.