Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Eks Ketua MK Minta Kepolisian Tangkap Rizieq Shihab, Ada Apa?

Mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie meminta aparat menindak Rizieq Shihab atas isi ceramahnya yang dinilai penuh kebencian agar provokasi tersebut tidak menyebar luas.
Muhammad Khadafi
Muhammad Khadafi - Bisnis.com 18 November 2020  |  14:09 WIB
Eks Ketua MK Minta Kepolisian Tangkap Rizieq Shihab, Ada Apa?
Jimly Asshiddiqie - icmijabar

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) 2003-2008 Jimly Asshiddiqie menyebut pidato Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab penuh kebencian. Dia meminta aparat menindak agar provokasi tersebut tidak menyebar luas.

"Ini contoh ceramah yang bersifat menantang dan berisi penuh kebencian, permusuhan, yang bagi aparat pasti harus ditindak. Jika dibiarkan provokasinya bisa meluas dan melebar. Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atas namakan dakwah yang mesti dengan hikmah dan mau'zhoh hasanah," kata Jimly lewat akun Twitter, @JimlyAs, Rabu (18/11/2020).

Adapun, pidato yang dimaksud adalah ceramah Rizieq yang menyinggung soal penistaan agama. Dalam cuplikan video berdurasi 40 detik tersebut, Rizieq menyinggung soal tragedi berdarah di Prancis yang terkait dengan penghinaan terhadap Islam.

Menurut Rizieq, kejadian di Prancis merupakan contoh pembiaran negara terhadap penistaan agama. Oleh karena itu, dia meminta setiap penista agama Islam di Indonesia harus diproses.

“Yang menghina nabi, menghina Islam, menghina ulama, proses, betul? Kalau tidak diproses jangan salahkan umat Islam kalau kepalanya ditemukan di jalanan,” ujar Rizieq dalam cuplikan video tersebut.

Lebih lanjut, Jimly mengatakan bahwa era modern merupakan dunia yang kompleks. Kehidupan saat ini memerlukan spesialisasi, sehingga setiap orang dapat berbagi fungsi dan peran.

Dalm hal itu ulama harus memiliki spesialisasi dan membagi tugasnya. Mengenai urusan politik kenegaraan, dapat diserahkan kepada partai politik atau organisasi politik.

“Sedangkan kualitas akhlak bidang lain jadi fokus dakwah ulama. Ini bukan sekularisme tapi manajemen dakwah,” ujar Jimly.

Jimly juga menjabarkan bahwa tugas pemimpin dalam kehidupan bersama adalah memberikan keadilan, menjaga kerukunan, memakmurkan, dan mengawal kebebasasn agar teratur untuk mendorong kreativitas dan inovasi ke arah pencerahan dan kemajuan peradaban.

“Jika tidak, maka tidak diperlukan pemimpin sama sekali,” ungkap Jimly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

mahkamah konstitusi fpi jimly asshiddiqie habib rizieq
Editor : Fitri Sartina Dewi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top