Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hitung Ulang Pilpres AS di Georgia Selesai Pekan Depan, Bagaimana Nasib Trump?

Georgia merupakan salah satu dari tiga negara bagian yang proses penghitungan suaranya digugat oleh petahana Presiden AS Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump berbicara di Konferensi Gedung Putih tentang Sejarah AS di National Archives, Washington DC, AS, Kamis (17/9/2020)./Bloomberg-Alex Edelman
Presiden AS Donald Trump berbicara di Konferensi Gedung Putih tentang Sejarah AS di National Archives, Washington DC, AS, Kamis (17/9/2020)./Bloomberg-Alex Edelman

Bisnis.com, JAKARTA — Penghitungan suara ulang di negara bagian Georgia terkait Pemilihan Presiden AS 2020 diperkirakan berlanjut hingga pekan depan.

Bloomberg melaporkan Jumat (13/11/2020), penghitungan suara ulang baru dimulai pada hari ini dan diproyeksi berakhir pada Rabu pekan depan. Meski demikian, hasil penghitungan ulang bisa jadi bakal dihitung kembali kalau angkanya masih diragukan.

Georgia merupakan salah satu dari tiga negara bagian yang proses penghitungan suaranya digugat oleh petahana Presiden AS Donald Trump. Dua lainnya adalah Pennsylvania dan Michigan.

Jika umumnya negara bagian lain melakukan audit dengan memilih sampel secara acak dari suara yang dihitung manual dan membandingkannya dengan yang dihitung oleh mesin, maka Georgia memilih prosedur yang berbeda. Perwakilan negara bagian Georgia Brad Raffensperger memerintahkan dilakukan audit terhadap seluruh 5 juta suara yang diberikan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) kali ini.

Saat ini, Joe Biden mengungguli Trump dengan lebih dari 14.000 suara di negara bagian itu.

Di sisi lain, CNN, ABC, dan NBC memproyeksi Biden menang dari Trump di Arizona. Sebelumnya, AP dan Fox News sudah lebih dulu menyampaikan hal yang sama.

Proyeksi Fox membuat Trump berang dan balik menyerang stasiun televisi yang dipimpin oleh taipan media Rupert Murdoch itu. Padahal, sebelumnya, Trump dan Fox selalu satu suara.

Hal ini sekaligus membuat Biden menjadi kandidat Presiden AS pertama dari Partai Demokrat yang memenangi negara bagian tersebut sejak Bill Clinton pada 1996. Perbedaan suara antara Biden dengan Trump di sana mencapai sekitar 11.500 suara.

Untuk bisa membalikkan keadaan, Trump setidaknya harus membalikkan suara di tiga negara bagian. Secara keseluruhan, Biden kini unggul dengan lebih dari 5 juta suara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper