Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Bilang Pemerintah Pertimbangkan Beli Vaksin Pfizer

Vaksin yangdikembangkan oleh Pfizer Inc. dan BioNTech SE. ternyata mampu menahan 90 persen infeksi virus terhadap ribuan sukarelawan. Hal ini membuat pemerintah mempertimbangkan untuk membeli vaksin tersebut.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat tiba di Ruang Rapat Paripurna I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat tiba di Ruang Rapat Paripurna I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah tengah mempertimbangkan untuk membeli vaksin pfizer.

"Ini [vaksin pfizer] disiapkan untuk menjadi bagian berikutnya karena masih banyak yang dibahas terkait pengadaan vaksin," katanya, Selasa (10/11/2020).

Namun demikian, Airlangga belum memastikan kapan Indonesia akan membeli vaksin yang diproduksi oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat tersebut.

Pada kesempatan berbeda, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa vaksin Pfizer akan memberikan sentimen yang positif, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.

"Vaksin Pfizer [sekaligus nama perusahaan farmasi AS] memberikan sentimen positif di seluruh dunia," katanya.

Sebagai informasi, vaksin ini dikembangkan oleh Pfizer Inc. dan BioNTech SE. Berdasarkan kajian perusahaan tersebut, vaksin yang tengah dikembangkan mampu menahan 90 persen infeksi virus terhadap ribuan sukarelawan.

Menurut Sri Mulyani, semua kalangan masih harus hati-hati dan jangan terlena karena gelombang kedua Covid-19 terjadi di negara maju. Kondisi ini dinilai akan menimbulkan komplesitas dari sisi kebijakan.

"Ini menimbulkan kompleksitas dari sisi policy. Karena masyarakat sudah cukup panjang, lelah, dan ekonominya mengalami tekanan. Sehingga saat mengalami second wave, maka kemampuan tangani Covid-19 sangat berbeda saat gelombang pertama. Ini yang harus diwaspadai," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper