Bisnis.com, JAKARTA – Marriott International memproyeksi tren perbaikan industri perhotelan semakin terlihat menyusul dengan membaiknya permintaan di seluruh dunia.
Optimisme tersebut terlihat dari membaiknya kinerja pendapatan per kamar (revenue per available room/ RevPAR) yang turun 65,9 persen pada kuartal III/2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal II/2020, RevPaR Marriott tercatat anjlok 84,4 persen secara global, termasuk penurunan 83,6 persen di Amerika Utara (year-on-year).
Pada periode yang sama, pendapatan operasional dilaporkan mencapai US$252 juta, atau turun dibandingkan US$607 juta pada kuartal yang sama tahun lalu. Sebaliknya, pendapatan bersih tercatat senilai US$100 juta pada kuartal III/2020.
“Ketika Covid-19 masih menekan bisnis kami, kinerja pada kuartal III/2020 menunjukkan perbaikan yang didukung dengan tren peningkatan permintaan di seluruh dunia,” kata Marriott International President and CEO Arne Sorenson, dilansir dari travelpulse.com, Sabtu (7/11/2020).
Menurutnya, okupansi jaringan hotel Marriott di Amerika Utara mencapai 37 persen atau hampir dua kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara global, 94 persen hotel Marriott sekarang sudah kembali menerima tamu.
Baca Juga
“Meski momen perbaikan penuh belum bisa diprediksi, kami senang bahwa segala upaya restrukturisasi telah membuat bisnis bertahan di masa-masa sulit saat ini,” tekannya.