Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas lembaga perlindungan data pribadi Inggris telah memberikan denda kepada jaringan Hotel Marriott senilai £18,4 juta akibat kebocoran data sebanyak 339 tamunya.
Information Commissioner's Office (ICO) menyatakan sejumlah data pribadi mulai dari nama, kontak informasi, dan data passport telah diretas dalam penyerangan siber.
Dilansir dari bbc.com, Senin (2/11/2020), khusus untuk Inggris, peretasan tersebut melibatkan data pribadi 7 juta tamu di Hotel Marriott.
ICO menyebut perusahaan mengakui bahwa pengamanan siber untuk melindungi data tamunya gagal mencegah masuknya oknum peretas data. Tetapi, Hotel Marriots meyakinkan bahwa pihaknya terus melakukan perbaikan diri dalam hal peningkatan keamanan data para tamunya.
Aksi peretasan pertama kali terjadi di Grup Starwood Hotels pada 2014, hotel yang diakusisi oleh Marriott dua tahun lalu.
Namun, hingga 2018 ketika persoalan mulai terendus, peretas terus mengakses sejumlah data pribadi ke sistem yang meliputi nama, alamat email, nomor telepon, nomor passport, dan program VIP.
Baca Juga
Terkait hal tersebut, ICO menyatakan Marriott gagal menjamin keamanan data para tamunya sesuai dengan aturan General Data Protection Regulation (GDPR).
“Jutaan data tamu bocor akibat kegagalan Marriott,” kata Komisioner ICO Elizabeth Denham.
Dalam pernyataan resminya, Marriott menyatakan penyesalannya atas kebocoran data tersebut.
“Marriott terus berkomitmen untuk menjaga privasi dan keamanan data para tamu melalui pembenahan dan investasi di sistem keamanan siber,” tulis hotel tersebut.