Bisnis.com, JAKARTA - Donald Trump, petahana dan calon presiden Amerika Serikat dalam pemilihan umum 2020, dilaporkan kehilangan basis pemilih, khususnya dari orang berkulit putih dan populasi lebih tua di negara bagian Georgia dan Virginia.
Padahal, menurut jajak pendapat atau survei exit poll Edison Research, wilayah dan segmen pemilih itu merupakan basis suara Partai Republik yang kembali mencalonkan Trump sebagai capres.
Hal itu terungkap dalam jajak pendapat Edison Research tersebut. Jajak pendapat itu dilakukan melalui wawancara langsung dengan pemilih yang dilakukan di pusat pemungutan suara awal pada 3 November, pemilih awal dalam pemilu dini yang dihelat sebelum 3 November, dan wawancara telepon dengan orang-orang yang memberikan suara melalui surat.
Meski Trump masih memenangkan mayoritas suara dari para pemilih tersebut, beberapa beralih mendukung Biden, sebagaimana dilaporkan dalam exit polls.
Jajak pendapat Edison menunjukkan Trump memenangkan suara tujuh dari 10 pemilih pria berkulit putih di Georgia, angka yang menurun dari tahun 2016 saat Trump unggul delapan dari 10 atas Clinton.
Meski Trump memenangkan enam dari 10 pemilih berusia 65 tahun ke atas di Georgia, angka tersebut turun dari tujuh dari 10 pada 2016.
Baca Juga
Di Virginia, Trump memenangkan enam dari 10 pemilih berkulit putih tanpa gelar sarjana, turun dari tujuh dari 10 pada tahun 2016.
Dia juga memenangkan suara dari enam dari 10 pemilih pria berkulit putih di Virginia, turun dari 2016 di mana dia memenangkan suara tujuh dari 10 pemilih.
Dalam kabar yang lebih membesarkan hati sang presiden, enam dari 10 pemilih dengan pendapatan 100.000 dolar AS di Virginia mendukung Trump.