Bisnis.com, JAKARTA - Setengah hari berlalu sejak pemungutan suara Pemilu AS, persaingan inkumben Donald Trump dan capres Demokrat Joe Biden kian dekat.
Saat berita ini ditulis, Donald Trump mengejar ketinggalan. Ia yang sebelumnya tertinggal jauh dalam perhitungan suara elektoral, berhasil memangkas jarak hingga 7 suara saja, 213 melawan 220.
Berbeda dengan Joe Biden yang meminta para pendukungnya untuk bersabar, Donald Trump sudah menyatakan dirinya akan menang besar.
Hal itu ia sampaikan di saluran komunikasi andalannya, Twitter. Hal itu ia sampaikan sebelum Texas, yang memiliki 38 suara elektoral, ia menangkan.
"Kami bakal menang besar," ujar Donald Trump, sebagaimana dikutip dari akun Twitter, Rabu (4/11/2020).
Bukan Donald Trump apabila dia tidak menuduh lawannya.
Donald Trump melanjutkan pernyataannya dengan mengatakan Demokrat mencoba mencuri suara elektoral yang seharusya menjadi miliknya. Seperti biasa, tidak ada data yang menjadi basis klaimnya.
"Kami tidak akan membiarkan mereka melakukan hal tersebut. Surat suara tidak bisa bertambah ketika polling sudah ditutup," ujar Donald Trump menambahkan.
Oleh Twitter, tweet itu mendapat peringatan. Mereka memberinya label "berpotensi menyesatkan".
Namun, hal itu bukan pertama kalinya bagi Donald Trump. Sepanjang masa kampanye Pemilu AS, dia sudah beberapa kali kena semprit Twitter.
Kembali ke proses penghitungan suara, masih ada sembilan negara bagian yang proses penghitungan suaranya belum bisa dinyatakan usai.
Hal itu bisa karena surat suara yang belum masuk ataupun proses yang masih berjalan. Mereka adalah Alaska, Arizona, Nevada, Wisconsin, Michigan, Georgia, North Carolina, Pennsylvania, dan Maina.
Dari kesembilannya, menurut data CNN dan Reuters, Donald Trump unggul di enam negara bagian.
Ia hanya diperhitungkan kalah dari Joe Biden di Nevada, Arizona, dan Maine. Adapun untuk menang, baik Biden maupun Trump harus mengamankan 270 suara elektoral.