Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa kapal Angkatan Laut Indonesia akan bertahan di Lebanon selama 6 bulan ke depan. Hal ini merupakan bentuk komitmen Indonesia pada Peace Keeping Operations (PKO) atau operasi perdamaian.
“Sebagai cerminan komitmen kita pada PKO, saya memberikan satu contoh bahwa Indonesia siap mempertahankan kapal angkatan lautnya di Lebanon selama 6 bulan lagi,” kata Retno dalam keterangan pers bersama secara virtual usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo, Kamis (29/10/2020).
Retno juga mengatakan bahwa Indonesia-AS sepakat untuk memperkuat PKO, termasuk pemberdayaan perempuan dalam operasi tersebut. Indonesia dalam hal ini telah siap memfasilitasi pelatihan female peacekeepers dari negara-negara di kawasan.
Sementara itu, pada 28 Agustus 2020, Dewan Keamanan PBB telah mengesahkan secara konsensus Resolusi 2538 (2020) mengenai personel perempuan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB. Resolusi ini merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam diplomasi perdamaian.
“Resolusi 2538 (2020) ini merupakan resolusi pertama dalam sejarah diplomasi Indonesia di DK PBB. Hal ini sekaligus merupakan wujud sumbangsih Indonesia dalam meningkatkan peran perempuan sebagai agen perdamaian, khususnya dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB,” kata Retno terkait hal tersebut.
Beberapa elemen utama yang termuat dalam Resolusi antara lain, perlunya peningkatan jumlah personel perempuan, kerjasama pelatihan dan pengembangan kapasitas, pembentukan jejaring dan database personel perempuan, peningkatan keselamatan dan keamanan, penyediaan sarana dan fasilitas khusus bagi personel perempuan, serta kerjasama PBB dengan organisasi kawasan.
Baca Juga
“Dukungan atas inisiatif Indonesia ini tidak terlepas dari diplomasi, kredibilitas dan rekam jejak Indonesia dalam misi perdamaian PBB, termasuk kiprah personel perempuan Indonesia di berbagai misi PBB," kata Menlu.
Pasukan perdamaian perempuan Indonesia selama ini diakui perannya dalam mendekatkan diri dengan masyarakat setempat di wilayah konflik, khususnya dalam perlindungan perempuan dan anak.
Pada Agustus 2020, personel perempuan penjaga perdamaian PBB berjumlah 5.327 atau 6.4 persen dari total 82.245 personel.
Indonesia adalah salah satu kontributor personel perempuan terbesar dengan 158 personel yang bertugas di tujuh misi PBB yaitu Lebanon, Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Darfur, Mali, dan Sahara Barat.