Bisnis.com, JAKARTA - Jelang pertemuan Partai Komunis China untuk menentukan target pertumbuhan ekonomi ke depan, sebuah studi menyatakan angka pertumbuhan ekonomi negara itu akan berkisar 5 hingga 6 persen pada tahun-tahun mendatang.
Akademi Ilmu Fiskal China yang berafiliasi dengan Kementerian Keuangan, memperkirakan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa pertumbuhan setahun penuh Negeri Panda pada 2020 dapat mencapai 2,3 hingga 3 persen. Tahun depan hingga 2025, angka itu akan kembali ke tingkat tahunan rata-rata antara 5 hingga 6 persen.
Tingkat pertumbuhan itu secara luas dianggap sebagai angka potensial untuk periode tersebut. Angka di bawahnya berarti pemerintah memerlukan dukungan kebijakan moneter dan fiskal lebih lanjut.
Yi Gang, Gubernur People's Bank of China (PBOC) pekan lalu menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi potensial akan menjadi pertimbangan utama di bank sentral, meskipun dia tidak merinci berapa angkanya.
Sementara itu, penelitian terbaru dari Sekolah Tinggi Pembangunan di Universitas Peking menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan akan moderat dari 6,5 persen saat ini menjadi 2,6 persen pada 2050. Hal itu mempertimbangkan tantangan seperti pertikaian dengan rival ekonomi dunia, populasi yang menua dengan cepat dan angkatan kerja yang menyusut.
Adapun tim yang dipimpin oleh Hu Angang, seorang profesor di Universitas Tsinghua menyimpulkan dalam sebuah buku yang baru diterbitkan bahwa potensi pertumbuhan China akan mendekati 6 persen pada 2021-2025. Pemerintah dapat menetapkan target pertumbuhan tahunan sebesar 5,5 persen untuk periode tersebut.
Baca Juga
"Kami berharap pemulihan akan berlanjut, mengangkat pertumbuhan setahun penuh pada 2 hingga 3 persen dan mendekati tingkat pertumbuhan potensial tahun depan,” kata penelitian tersebut, dilansir South China Morning Post, Senin (26/10/2020).
Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh ketegangan yang sedang berlangsung dengan AS, ekonomi China masih dapat memperoleh manfaat dari pengembangan teknologi generasi berikutnya di berbagai bidang seperti TI, energi, dan manufaktur.
Zhu Baoliang, Kepala Departemen prakiraan Pusat Informasi Negara, mengatakan bulan lalu bahwa China dapat mempertahankan pertumbuhan tahunan rata-rata 5 persen hingga 2035. Namun, Zhu mengatakan China harus melakukan perubahan yang mengakar dalam sistem ekonominya untuk mencapai itu.
"Tugas inti adalah mengoreksi faktor pasar yang terdistorsi melalui reformasi seperti urbanisasi, tanah, pasar modal, suku bunga, dan nilai tukar," katanya.
Lima tahun ke depan, Zhu mengatakan target tahunan sebesar 5,5 persen akan sesuai. Sementara itu, peneliti Morgan Stanley yang dipimpin oleh kepala ekonom China Robin Xing memperkirakan rencana lima tahun ke depan akan menetapkan target pertumbuhan rata-rata 5 persen dibandingkan dengan angka saat ini sebesar 6,5 persen.
"Ini berarti pergeseran fokus kebijakan ke dorongan struktural dalam konsumsi domestik dan langkah-langkah pembukaan pasar lebih lanjut," kata laporan itu.