Bisnis.com, JAKARTA – Pengurangan risiko bencana (PRB) di Indonesia saat ini masih belum maksimal, ini menjadi salah satu kenyataan dan catatan yang dirasakan oleh para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Para peneliti LIPI mengungkapkan keinginan mereka untuk berperan aktif dengan memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Menurut Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Eko Yulianto, terdapat empat tindakan prioritas pengurangan risiko, dua tindakan diantaranya memerlukan peran LIPI. Berikut empat tindakan prioritas pengurangan risiko bencana:
1. Memahami risiko bencana
Kebijakan dan praktek harus didasarkan pada pemahaman kerentanan, kapasitas, karakteristik bahaya dari lingkungan.
2. Penguatan tata kelola risiko
Tata kelola yang diperlukan untuk mendorong kerjasama kemitraan mekanisme, lembaga, untuk pelaksanaan PRB dan sumber daya
3. Investasi PRB untuk Resiliensi
Investasi publik dan swasta dalam tindakan struktural dan non-struktural untuk meningkatkan ketahanan sebagai pendorong inovasi, pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
4. Meningkatkan manajemen risiko
Memperkuat kesiapsiagaan, respon dan pemulihan di semua tingkatan sebagai kesempatan penting untuk PRB dan integrasinya ke dalam pembangunan.
Menurut Eko, pada poin pertama dan keempat LIPI bisa meningkatkan perannya, agar makin bisa menekan risiko bencana yang akan dihadapi. Selain itu Eko juga mengungkapkan perlunya membangun komunikasi yang baik antara peneliti, pembuat kebijakan dan juga publik.