Bisnis.com, JAKARTA - Perjalanan dinas yang dilakukan Presiden Joko Widodo ke Kalimantan Tengah dinilai menjadi bukti komunikasi yang buruk setelah sebelumnya presiden sendiri menegur menterinya soal penyampaian informasi terkait Undang-Undang Cipta Kerja.
Kritikan tersebut datang dari cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) dan politikus Demokrat Ulil Abshar Abdalla dalam akun Twitter-nya, Kamis (22/10/2020).
Dia menilai Presiden Jokowi justru menunjukkan komunikasi yang buruk lantaran meninggalkan demonstran yang memadati Ibukota Jakarta seiring penolakan UU Cipta Kerja.
"Nyuwun sewu, njenengan pergi ke Kalteng dan brtemu bebek di sanna pada saat buruh dan mahasiswa protes di ibu kota, itu juga komunikasi yang buruk. Teramat buruk malahan, menurut saya," tulisnya melalui akun resminya.
Pak @jokowi, nyuwun sewu, njenengan pergi ke Kalteng dan bertemu bebek di sana pada saat buruh dan mahasiwa protes di ibu kota, itu jg komunikasi yg buruk. Teramat buruk malahan, menurut saya.
— Ulil Abshar-Abdalla (@ulil) October 22, 2020
Apakah bebek lebih berharga ketimbang buruh? https://t.co/nWrYsK7lLL
Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah pada 8 Oktober dalam rangka meninjau lumbung pangan.
Dalam kunjungan saat itu, Jokowi juga mengunjungi peternakan itik saat meninjau food estate atau lumbung pangan di Kabupaten Pulang Pisau.
Baca Juga
"Apakah bebek lebih berharga ketimbang buruh," lanjutnya.
Seperti diketahui, pada saat itu, kunjungan kerja Jokowi bertepatan dengan puncak demo UU Cipta Kerja. Kendati demikian pihak istana membantah hal tersebut dilakukan dengan sengaja.
Rencana kunker ke Kalteng sudah direncanakan jauh-jauh hari sehingga tidak ada kaitan dengan unjuk rasa.
Adapun, pada hari ini, Kamis (22/10/2020), Presiden Jokowi meresmikan pabrik gula yang dioperasikan PT Alam Gemilang di Bombana, Sulawesi Tenggara.
Pada saat yang sama, ribuan buruh dari berbagai serikat buruh telah berkumpul di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat tepat di sekitar Patung Kuda, untuk berunjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja.
Dalam pantuan Bisnis, Kamis (22/10/2020), pukul 14.20 WIB, beberapa kelompok buruh terus berorasi.
“Kita datang ke Jakarta bukan untuk rekreasi tapi untuk menuntut pembatalan Undang-Undang Cipta Kerja. Perlawanan omnibus law bukan hanya dilakukan oleh mahsiswa dan buruh di Jakarta, tapi di seluruh Indonesia,” ujar orator dari Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak).