Bisnis.com, JAKARTA - Penculikan warga Jepang yang dilakukan Korea Utara menjadi salah satu topik dalam pertemuan bilateral perdana antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Hal tersebut terungkap usai PM Suga dan Presiden Jokowi dalam keterangan pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/10/2020).
"Saya minta kerja sama Indonesia agar isu penculikan warga Jepang oleh Korea Utara dapat segera diselesaikan," kata Suga.
Seperti diketahui, kasus penculikan warga Jepang oleh agen intelejen dari Korea Utara belum menemui titik temu. Kasus penculikan ini terjadi pada periode 1970-an hingga 1980-an.
Berdasarkan pernyataan resmi pemerintah Jepang, sedikitnya agen intelijen Korea Utara telah menculi 17 warganya. Sebanyak 5 di antaranya telah dipulangkan.
Sementara itu pada 2002, Korea Utara mengakui telah menculik 13 warga Jepang. Negara yang berada di bawah kendali Kim Jong-un ini mengklaim bahwa masalah penculikan telah diselesaikan, dengan mengatakan delapan dari mereka, termasuk korban penculikan Megumi Yokota, telah meninggal dan empat lainnya tidak pernah memasuki Korea Utara.
Baca Juga
Pada masa kepemimpinan Shinzo Abe sejak 2012, Jepang mengambil sikap keras terhadap Korea Utara. Kemudian pada 2014, Jepang dan Korea Utara sepakan melakukan penyelidikan baru atas kasus penculikan tersebut.
Namun, komisi yang dibentuk untuk menyelidiki kasus tersebut dibubarkan atas inisiatif negara dengan Ibu Kota Pyongyang tersebut
Terkait hal tersebut, belum diketahui peran pemerintah Indonesia dalam bantuan penyelesaian kasus penculikan tersebut.
Pada masa kepemimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe, Jepang meminta bantuan Amerika Serikat. Presiden Donald Trump dalam kunjungan kenegaraan selama empat hari ke Jepang pada Mei 2019 menyatakan siap membantu.