Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat bahwa secara persentase kasus aktif di Indonesia sampai sejak 2 Maret - 14 Oktober 2020 terus mengalami penurunan. Saat ini persentasenya sudah 19.17 persen.
“Kita lihat level nasional, sejak awal kasus ditemukan pada Maret 2020 sampai 14 Oktober grafiknya menurun. Tapi, kasus aktif ini tidak selalu turun, dia bisa naik ketika terjadi lonjakan kasus yang sangat tinggi,” jelas Tim Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah, dalam konferensi pers Covid-19 Dalam Angka, Rabu (14/10/2020).
Harapannya jumlah kasus aktif terus menurun dan semua bisa sembuh sehingga persentase kasus aktifnya bisa terus berkurang.
Adapun, perbandingan rata-rata kasus aktif Indonesia dengan dunia, Indonesia lebih rendah, dengan rata-rata kasus aktif dunia mencapai 22,08 persen.
Dilihat dari kabupaten/kotanya dari keseluruhan 514 kabupaten kota, tercatat ada 14 kabupaten/kota yang tidak pernah mencatatkan kasus aktif.
Sementara itu, yang di bawah rata-rata dunia ada 248 kabupaten/kota atau 48,2 persen. Adapun yang masih di atas rata-rata dunia ada 49,03 atau 252 kabkot.
Baca Juga
“Kalau bicara Indonesia dengan dunia rata-rata nasional masih lebih rendah, tapi kalau yang dibagi per kabupaten/kota masih ada 252 kabupaten/kota yang harus kita dorong. Angka ini juga harus kita pahami berdasarkan proporsi, bukan berdasarkan jumlah absolut,” jelas Dewi.
Oleh karena itu, untuk menekan kasus aktif, fokus utama masyarakat dan pemerintah adalah agar jangan sampai ada tambahan kasus baru. Masyarakat harus patuhi 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) dan hindari kerumunan di mana pun dan kapan pun untuk mencegah penularan.
Sedangkan, pemerintah juga harus terus berpaya memastikan pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment). Dimulai dari testing dengan baik, pastikan kapasitas laboratorium bisa untuk memeriksakan dan terjangkau harganya.
“Kemudian, tracing juga wajib dilakukan, karena kalau sudah terlacak yang positif tidak ditracing kita tidak tahu siapa lagi yang kontak erat dan positif,” imbuh Dewi.
Kemudian, dari sisi treatment pemerintah harus memastikan SDM dan kapasitas fasilitas layanan kesehatan tersedia dan kuat.
“Harus ada koordinasi kuat antara pusat dan daerah, harus dipastikan semua berjalan terutama di daerah yang yang berbatasan langsung seperti Jabodetabek dengan mobilitas antarwilayah yang tinggi, masing-masing harus berkoordinasi untuk punya peran membatasi mobilitas penduduk,” tambahnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun