Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 1.000 pekerja Sri Lanka dinyatakan positif Covid-19 di pabrik yang hingga Agustus memproduksi masker bedah untuk AS, kata para pejabat setempat saat mereka berusaha keras untuk menemukan sumber wabah terbesar di negara itu.
Temuan kasus setelah dilakukan tes pertama di pabrik garmen itu tiga hari lalu, telah mendorong peningkatan total infeksi Virus Corona di negara itu mendekati angka 4.500.
Pemilik pabrik Brandix menyatakan bahwa upaya untuk menahan ledakan infeksi di lokasi dekat Ibu Kota Kolombo itu terkendala oleh sejumlah mereka yang terpapar tanpa gejala.
"Mayoritas kasus positif terbukti tidak menunjukkan gejala atau tidak menunjukkan gejala yang terkait dengan Covid-19," menurut perusahaan itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (8/10/2020).
Kepala ahli epidemiologi Sri Lanka, Sudath Samaraweera, meminta masyarakat setempat untuk bekerja sama dengan pihak berwenang di tengah kekhawatiran wabah itu dapat menyebar lebih jauh.
"Kami mencoba melacak bagaimana virus itu masuk, tetapi kami mungkin berhasil atau tidak," kata Samaraweera kepada wartawan di Kolombo.
Baca Juga
Sampai saat ini pemerintah sempat menyatakan belum ada komunitas yang terpapar di negara berpenduduk 21 juta jiwa itu.
Para pejabat mengatakan 1.026 pekerja yang dinyatakan positif di pabrik yang mempekerjakan 1.700 karyawan, kini telah berada di rumah sakit.
Anggota staf yang tersisa, serta semua anggota keluarga pekerja, sedang dalam proses dipindahkan ke fasilitas karantina pemerintah.
Semuanya akan dites dalam beberapa hari ke depan. Sedangkan wilayah tempat pabrik berada, serta komunitas di sekitarnya, telah dikunci tanpa batas.
Brandix, salah satu eksportir garmen terbesar di Sri Lanka, pada bulan Agustus mengirimkan 200 juta masker bedah tiga lapis ke Amerika Serikat.
Pabrik yang terkena dampak adalah salah satu dari mereka yang membuat masker untuk pesanan tersebut, tetapi telah memproduksi pakaian olahraga sejak Agustus.