Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Agustus 2020, P&G Kurangi 25 Persen Efek Rumah Kaca

Di Indonesia, P&G pun turut melaksanakan komitmen menjaga kelestarian lingkungan tersebut dengan mendukung sustainability di proses produksi. Khusus pengurangan energi, sejak 2012, plant (pabrik) di Karawang sudah berhasil mengurangi energy footprint sebesar >90 persen dengan pengurangan year-on-year (YoY) sebesar 9 persen dari tahun sebelumnya.
P&G
P&G

Bisnis.com, JAKARTA -  Data terbaru P&G menunjukkan, hingga Agustus 2020,  P&G telah berhasil mengurangi 25 persen efek rumah kaca, mengurangi 21 persen penggunaan energi, dan meningkatkan kesadaran mendaur ulang kemasan bekas barang-barang kebutuhan hingga 92 persen.

Di Indonesia, P&G pun turut melaksanakan komitmen menjaga kelestarian lingkungan tersebut dengan mendukung sustainability di proses produksi. Khusus pengurangan energi, sejak 2012, plant (pabrik) di Karawang sudah berhasil mengurangi energy footprint sebesar >90 persen dengan pengurangan year-on-year (YoY) sebesar 9 persen dari tahun sebelumnya.

Senior Director P&G Indonesia Bharath Seshadri mengatakan, Pabrik P&G di Karawang telah tersertifikasi Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) dari US Green Building Council sejak berdiri di 2012 hingga sekarang dan akan menerapkan prinsip yang sama untuk pengembangan pabrik kedepannya. Jika tidak ada aktivitas pergerakan di dalam ruangan, sensor akan mendeteksi dan lampu otomatis mati.

"21% dari air yang digunakan untuk keseluruhan produksi di pabrik dan untuk kegiatan operasional merupakan hasil daur ulang,” imbuh Barath yang juga menjabat sebagai Leader untuk P&G Operations Indonesia (lebih dikenal sebagai P&G Jakarta Plant).

Dalam proses produksi, plant Karawang tidak lagi memakai solar sebagai bahan bakar mesin boiler, tetapi telah beralih menggunakan gas bumi dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang memiliki emisi CO2 yang jauh lebih rendah disbanding solar. Selain itu, plant Karawang juga memiliki kew garden yang berisi tanaman herbal dan dimanfaatkan untuk dalam proses pembuatan essence untuk sampo atau pewangi pakaian sebagai bagian dari program penghijauan di dalam lingkungan pabrik. 

Sementara itu, Corporate Communications P&G Indonesia Dinda Kusuma Wardani mengungkapkan, sudah ada beberapa inovasi brand yang dilaksanakan di Indonesia, seperti pengurangan plastik pada kemasan sachet dan botol dengan packaging innovation program.

“Di 2021 recycle sampah plastik dari laut untuk kemasan sampo akan mulai diperkenalkan. Saat ini, P&G tengah berupaya mencari partner daur ulang yang dapat memproduksi kemasan dari plastik daur ulang ini sesuai standar brand P&G,” ucap Dinda. 

Untuk membawa dampak yang lebih besar, P&G Indonesia juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyediakan segregated waste bin di sekolah-sekolah. Tujuannya, mempermudah proses reduce, reuse, dan recycle sampah.

Saat ini, kata Dinda, sudah ada 41 sekolah yang memiliki segregated waste bin dari P&G. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper