Bisnis.com, JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyetujui alat tes cepat antigen (Rapid Test Antigen) untuk mendeteksi virus Covid-19, khususnya bagi masyarakat di negara berpenghasilan rendah (low middle income countries).
Informasi tersebut diungkapkan oleh pakar Molekular Biologis asal Amerika Serikat Dr. Ali Nouri melalui akun Twitter-nya @AliNouriPhD.
"Tes cepat antigen cepat sekarang disetujui oleh @WHO dan ditetapkan untuk pengiriman ke negara berpenghasilan rendah dan menengah. Rapid test antigen memberikan hasil dalam 15 menit, bekerja paling baik bila individu memiliki viral load tinggi dan cenderung berada dalam fase infeksi yang lebih menular. Hal ini perlu ditingkatkan agar semua orang dapat diuji secara teratur," tulis akun Twitter @AliNouriPhD seperti dikutip Bisnis, Selasa (29/9/2020).
Rapid antigen test now approved by @WHO & set for delivery to low/middle income countries gives results in 15 min, works best when individual has high viral load and likely to be in the more contagious phase of infection. Need to ramp this up so everyone can be tested regularly. pic.twitter.com/OZAp7Iw9j2
— Dr. Ali Nouri (@AliNouriPhD) September 28, 2020
Dalam cuitan tersebut, Dr. Ali Nouri juga mengunggah video singkat yang berisi penjelasan WHO terkait alat tes cepat antigen. Dalam video itu, terlihat Technical Lead Covid-19 WHO Dr. Maria Van Kerkhove menjelaskan informasi lebih detail tentang perbandingan rapid test antigen dan PCR test.
Meskipun hasilnya akurat, Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan ada dua kelemahan pengetesan dengan metode tes usap atau PCR test, yaitu biaya yang mahal dan proses yang lama.
Menurutnya, hasil PCR test bisa diperoleh dalam waktu satu jam. Namun, prosesnya bisa memakan waktu berhari-hari di beberapa negara.
Baca Juga
"Rapid Antigen Test harganya lebih murah dan hasilnya keluar lebih cepat," ungkap Maria.
Karena itu, WHO akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memproduksi alat tes cepat antigen secara massal. Nantinya, Rapid Antigen Test akan didistribusikan untuk negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah di dunia.
Tujuan mengurangi ketergantungan PCR test, tetapi otoritas di negara-negara itu bisa melakukan tes massal Covid-19 sesuai standar WHO.
Selain itu, Dr. Maria juga mengungkapkan Rapid Antigen Test juga bekerja sangat di lingkungan dengan tingkat penularan virus yang tinggi.
Semakin banyak pasien yang tertular Covid-19 di suatu wilayah, maka semakin tinggi pula tingkat keakuratan tes cepat antigen.
"Rapid Antigen Test dapat mendeteksi virus Corona sekitar 2-7 hari setelah pasien merasakan gejala Covid-19," imbuhnya.