Bisnis.com, JAKARTA – WeWork melepas kepemilikan saham mayoritas di jaringan bisnis di China. Hal ini dilakukan karena perusahaan penyedia ruang kantor tersebut menekan pengeluaran di tengah pandemi.
Dilansir dari Bloomberg, Trustbridge Partners, yang menjadi investor anak usaha WeWork di China, meningkatkan kepemilikannya senilai US$200 juta dan kini menjadi pemegang saham mayoritas.
Induk WeWork, We Co., melepaskan kendali jaringan bisnis di China tersebut, tetapi akan terus mendapatkan biaya layanan tahunan sebagai imbalan atas penggunaan merek dan layanan WeWork..
WeWork membuka bisnis pertama di Shanghai pada tahun 2016, dan kini telah memiliki lebih dari 100 cabang di 12 kota. Perusahaan mengatakan telah menunjuk Michael Jiang ditunjuk sebagai pejabat kepala eksekutif WeWork China.
Selama bertahun-tahun, WeWork memandang Asia sebagai sumber pertumbuhan yang signifikan. Perusahaan telah menciptakan usaha patungan untuk mengembangkan bisnisnya di Jepang, Korea, dan China. Di Negeri Panda sendiri, WeWork telah meraih investasi langsung senilai US$1 miliar langsung dari investor seperti SoftBank Group Corp., Hony Capital, dan Temasek Holdings Pte.
WeWork juga menggugat pesaingnya di China, UrWork, atas penamaan yang mirip, dan menghabiskan ratusan juta untuk mengakuisisi perusahaan kerja sama regional lainnya seperti Naked Hub di China dan Spacemob di Singapura.
Tetapi setelah upaya penawaran umum perdana WeWork yang gagal tahun lalu, perusahaan yang berbasis di New York tersebut telah mencari cara untuk memangkas biaya dan mengurangi usaha di luar bisnis intinya di AS.
Upaya tersebut termasuk menjual banyak akuisisi dan menutup proyek lain seperti sekolah dasar swasta WeGrow, Perusahaan juga telah mencoba perjanjian bisnis seperti waralaba, terutama untuk lokasinya di India.