Bisnis.com, JAKARTA - Filipina tengah memeriksa potensi keterlibatan 57 orang dalam skandal Wirecard. Perkembangan tersebut diumumkan dalam sesi konferensi pers di Manila, Jumat (11/9/2020).
"Kami sedang memeriksa transaksi yang dilakukan orang-orang yang kami maksud. Akan tetapi, kami menegaskan bahwa semua masih dalam asas praduga tak bersalah," tutur Direktur Eksekutif Badan Anti-Pencucian Uang Filipina Georgie Racela seperti diwartakan Bloomberg.
Belum ada indikasi mengenai keterlibatan Wirecard e-money, anak entitas Wirecard yang berkedudukan di Filipina. Namun, tidak menutup kemungkinan penyelidikan menemukan benang merah keterlibatan keduanya.
Di samping pemeriksaan itu, Racela menambahkan saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan penyelidikan dan pendalaman barang bukti yang dilakukan otoritas Jerman. Dirinya berharap koordinasi antara otoritas kedua negara bisa memecahkan benang merah kasus Wiracard.
Skandal Wirecard, perusahaan asal Jerman, berawal dari pemeriksaan pembukuan yang dilakukan konsultan dan auditor bisnis Ernst & Young (EY) pada pertengahan Juni 2020. Dalam auditnya, EY menolak laporan neraca Wirecard untuk tahun 2019 dan mengatakan bahwa mereka tidak bisa menemukan dana 1,9 miliar Euro di kas Wirecard, duit yang setara dengan US$ 2,1 miliar.
Akibat kejadian ini bank BUMN Jerman menelan kerugian ratusan juta euro. Kerugian ini terjadi lantaran saham Wirecard sebagian berada di bawah kendali pemerintah.
Baca Juga
Filipina akhirnya terlibat membantu penyidikan karena Wirecard juga tercatat sebagai lembaga yang menyimpan uangnya di dua perbankan Filipina. Masing-masing adalah Banco de Oro (BDO Unibank) dan Bank of Philipine Island (BPI).
Sebelumnya mantan bos Wirecard, Markus Braun, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.