Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di tengah Ketegangan dengan Yunani, Turki Gelar Latihan Militer di Mediterania

Perburuan cadangan gas dan minyak di perairan yang diklaim oleh Yunani itu telah memanaskan hubungan antara kedua anggota NATO tersebut
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Angkatan bersenjata Turki kemarin memulai latihan militer tahunan di republik Siprus Utara pada saat ketegangan terus meningkat dengan Yunani di Mediterania timur.

Perburuan cadangan gas dan minyak di perairan yang diklaim oleh Yunani itu telah memanaskan hubungan antara kedua anggota NATO tersebut.

Republik Siprus utara telah memisahkan diri dari Yunani dan kini menyebut diri sebagai Republik Turki Siprus Utara (TRNC) yang hanya diakui oleh Ankara.

Latihan militer dengan sandi "Badai Mediterania" itu dipimpin oleh Komando Keamanan Siprus Turki dan Wakil Presiden Fuat Oktay.

"Prioritas keamanan negara kami dan TRNC sangat diperlukan, bersama dengan solusi diplomatik di Mediterania timur," kata Oktay.

Kementerian pertahanan Turki juga menyatakan bahwa latihan militer itu sukses dan berlangsung hingga Kamis.
Siprus terbagi antara wilayah selatan yang dikelola Siprus Yunani yang merupakan negara anggota UE dan Siprus Turki di utara.

Turki telah menempatkan puluhan ribu tentara di utara pulau itu sejak invasi 1974, menyusul kudeta yang direkayasa oleh penguasa militer di Yunani.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel membahas perkembangan di Mediterania timur kemarin melalui panggilan telepon.

Pemimpin Turki "meminta lembaga-lembaga Uni Eropa dan negara-negara anggota untuk bersikap adil, tidak memihak, dan obyektif serta bertindak secara bertanggung jawab atas masalah-masalah regional, khususnya Mediterania timur", menurut kantor presiden dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (7/9).

Michel mengatakan pada hari Jumat bahwa para pemimpin Uni Eropa akan memutuskan pendekatan "pragmatis" ke Turki ketika mereka bertemu pada 24-25 September selain mengusulkan konferensi untuk meredakan ketegangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper