Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintahan Inggris berencana melanjutkan rencana mereka untuk memberlakukan Garis Batas Brexit. Pernyataan ini sekaligus menjawab kekhawatiran besar yang muncul dari kalangan pengusaha.
"Sejauh ini kami telah berhasil menjaga alur suplai kebutuhan, dan saya yakin kami akan mempertahankan itu di masa depan. Akan selalu ada kekhawatiran apabila sesuatu yang baru terjadi. Tugas kami adalah bekerja dan memastikan sistem berjalan baik," ujar Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps seperti diwartakan Bloomberg, Jumat (4/9/2020).
Sebelumnya, tekanan datang dari kalangan pengusaha yang menilai penerapan Garis Batas Brexit bakal menghambat pasokan ekspor dan impor sejumlah kebutuhan. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, ketika logistik menjadi hal yang penting.
Tak cuma pengusaha, tekanan juga datang dari kubu oposisi.
"Ini adalah contoh paling aktual tentang seberapa inkompeten Partai Konservatif, dan menimbulkan kekhawatiran karena dalam 4 bulan semuanya akan berantakan," kata anggota Kabinet Bayangan Inggris Rachel Reeves.
Selain perkara garis batas, Reeves juga menyorot kinerja negosiasi pemerintah dengan Uni Eropa. Menurutnya, harusnya dalam kondisi pandemi seperti sekarang pemerintah menunda tenggat transisi Brexit yang bakal jatuh pada akhir Desember 2020.
Baca Juga
"Pemerintah harusnya bekerja dengan kecepatan penuh dan lebih baik terkait negosiasi yang telah mereka janjikan."