Bisnis.com, JAKARTA - DPP PDI Perjuangan (PDIP) resmi menutup pelaksanaan Sekolah Calon Kepala Daerah (Cakada) gelombang I menuju Pilkada Serentak 2020, dengan 129 calon kepala daerah dinyatakan lulus.
Satu dari 129 calon kepala daerah yang diusung PDIP itu adalah putra Presiden Joko Widodo aatau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan calon Wali Kota Solo.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menutup secara resmi pelaksanaan sekolah partai itu yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (25/8/2020) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
Dalam pidato penutupan, Hasto mengatakan pelaksanaan sekolah partai ini menjadi penguatan kelembagaan institusi politik dalam menyiapkan calon pemimpin untuk dipilih masyarakat.
"Ibu Megawati Soekarnoputri mengapresiasi kedisiplinan para calon kepala daerah, karena syarat jadi pemimpin itu diperlukan kerendahan hati, termasuk ikut dan aktif di dalam sekolah partai," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya.
Dilanjutkan Hasto, pada 4 sampai 6 September mendatang, 129 kepala daerah yang menjadi peserta, akan mendaftar ke KPUD.
Baca Juga
Dengan sekolah partai, lanjut Hasto, maka terbangun solidaritas serta semangat belajar satu sama yang lain. Para peserta juga belajar tentang bagaimana strategi pemenangan pemilu hingga cara mengajak rakyat agar mau ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Sekolah partai ini baru proses awal. Medan perang sebetulnya ada di wilayah masing-masing," tambah Hasto.
Kepala Sekolah yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Partai Komaruddin Watubun menambahkan bahwa rangking pertama dalam sekolah partai kali ini adalah Anna Morinda, calon Wali Kota Metro Lampung.
"Peserta terbaik, nomor satu Anna Morinda. Peserta terbaik kedua adalah Heribertus Ngabut, calon Bupati Manggarai," kata Komaruddin.
Ketua DPP PDIP bidang ideologi dan kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat mengatakan penyelenggaraan sekolah partai kali ini menjadi istimewa karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Dengan begitu, PDIP berhasil melaksanakan proses adaptasi dengan melaksanakan kebiasaan baru tanpa perlu mengorbankan kualitas calon kepala daerahnya.