Bisnis.com, JAKARTA – Tujuh puluh lima tahun merdeka, Indonesia masih belum bebas dari beragam penyakit menular, baik yang sifatnya akut maupun kronis. Membendungnya pun makin sulit dengan pertumbuhan penduduk yang tak melambat.
Saat ini, Indonesia tengah terseok-seok dengan hadirnya virus baru, SARS-CoV-2, yang kita kenal dengan Virus Corona penyebab Covid-19 itu, masuk dalam kategori penyakit baru dan menyita perhatian banyak orang. Penyakit ini disebut emerging infectious disease (EIDs).
Menurut Kementerian Kesehatan, EIDs adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya, atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam hal jumlah kasus baru didalam suatu populasi, atau penyebaranya ke daerah geografis yang baru.
Termasuk ke dalam kelompok EIDs adalah penyakit yang pernah terjadi di suatu daerah d masa lalu, kemudian menurun atau telah dikendalikan, namun kemudian dilaporkan lagi dalam jumlah yang meningkat. Kadang-kadang penyakit lama muncul dalam bentuk klinis baru, yang bisa jadi lebih parah atau fatal.
Selain penyakit menular baru, penyakit menular lama masih bercokol (re-emerging disease). Belun tuntas diatasi. Contohnya, penyakit tuberkulosis (TBC), demam berdarah dengue (DBD), dan HIV/AIDS.
Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada ekonomi, dan para pakar kesehatan berjuang kerasa mencari obat serta vaksin Virus Corona, namun juga berdampak pada pendeirta penyakit menular lama.
Misalnya, penderita TBC enggan berobat ke pusat kesehatan karena khawatir terinfeksi Virus Corona. Akibatnya, mereka berisiko putus obat, padahal obat TBC harus diminum selama 6 bulan.
“Jangan sampai mencegah penyakit emerging seperti Covid-19, tapi malah memperparah penyakit lain yang sudah dimiliki sebelumnya,” kata Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah beberapa waktu lalu.