Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres AS 2020 di Tengah Pandemi Covid-19, Pejabat Khawatirkan Logistik

Christopher Krebs, Direktur Keamanan Siber dan Badan Keamanan Infrastruktur, mengatakan rakyat sebaiknya memilih sedini mungkin dan bersiap menghadapi hasil pemilu yang tertunda.
Ilustrasi Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020/Istimewa
Ilustrasi Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kebalikan dari beberapa tahun lalu, banyak pejabat yang mengawasi teknologi pemilu Amerika Serikat (AS) dan para pakar keamanan di luar pemerintah saat ini kurang merasa khawatir terjadinya peretasan dalam pemilu November dibandingkan dengan terjadinya disinformasi dan masalah logistik seperti kurangnya petugas pemungutan suara dan penurunan pada layanan pos AS.

"Kami akhirnya tahu bagaimana melaksanakan ini (pemungutan suara lewat internet) dengan baik," profesor dari Universitas Georgetown, Matt Blaze dalam pidato kunci pada konferensi itu, yang dilaksanakan secara daring akibat pandemi Covid-19.

Lagi pula, jumlah keputusan hukum yang lengkap dan beragam versi perangkat lunak akan membuat kecurangan yang berdampak nasional jadi tak praktis, kata para pejabat. Pada Jumat (7/8/2020), kepala kontraintelijen AS William Evanina, mengatakan secara terbuka bahwa saat Rusia, China dan Iran mungkin semua beraksi untuk mencampuri pemilu itu, perubahan pemungutan suara yang substansial berada dalam risiko rendah.

Senator AS dari Demokrat wilayah Oregon Ron Wyden yang duduk di komisi intelijen, mengatakan dalam konferensi konferensi keamanan tahunan Black Hat dan Def Con pekan ini, bahwa dia tetap peduli pada buku pemungutan suara elektronik yang dapat terganggu dan pemungutan suara via internet oleh pasukan bersenjata (AS) di luar negeri.

Tapi, Blaze dan yang lain mengatakan mereka terutama khawatir bahwa banyak daerah yang tak punya cukup dana bagi petugas harian pemilu untuk mengurusi suara yang masuk karena kondisi pandemi Covid-19, dengan kemungkinan terjadinya protes dan gangguan, pada saat yang sama mereka merancang untuk jumlah terbanyak kertas suara yang dikirim lewat pos.

Christopher Krebs, Direktur Keamanan Siber dan Badan Keamanan Infrastruktur, mengatakan rakyat sebaiknya memilih sedini mungkin dan bersiap menghadapi hasil pemilu yang tertunda. Setiap penundaan mungkin jadi lahan subur terjadinya misinformasi baik untuk luar maupun dalam negeri.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper