Bisnis.com, JAKARTA - Pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan keamanan Lebanon dalam demonstrasi anti-pemerintah di Beirut, Kamis (6/8/2020), dan sebanyak 16 orang ditahan terkait ledakan dahsyat termasuk kepala pelabuhan.
Hanya saja tidak disebutkan nama-nama mereka yang ditahan meski disebutkan di antara mereka terdapat pejabat Pelabuhan Beirut.
Hakim Fadi Akiki, seorang perwakilan pemerintah di pengadilan militer mengatakan pihak berwenang sejauh ini telah menanyai lebih dari 18 petugas pelabuhan dan bea cukai serta orang lain yang terlibat dalam pekerjaan pemeliharaan di gudang tersebut.
"Enam belas orang telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan," kata Akiki seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (7/8/2020).
Dia mengatakan penyelidikan terus berlanjut. Satu sumber yudisial dan dua penyiar lokal mengatakan Manajer Umum Pelabuhan Beirut, Hassan Koraytem termasuk di antara yang ditahan.
Sebelumnya, bank sentral mengatakan akan membekukan rekening tujuh orang termasuk Koraytem dan Kepala Bea Cukai Lebanon.
Baca Juga
Para demonstran marah oleh ledakan dahsyat hari Selasa (4/8/2020), yang menurut para pejabat disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman sejak 2013.
Banyak warga di Lebanon mengatakan kelalaian pemerintah telah menyebabkan ledakan, yang menewaskan sedikitnya 157 orang dan melukai sekitar 5.000 lainnya seperti dikutip Aljazeera.com.
Ledakan tersebut menghancurkan seluruh distrik di ibu kota. Rumah dan bisnis hancur menjadi puing-puing dan puluhan orang masih belum ditemukan.
Sejak bencana tersebut, sejumlah pejabat mengundurkan diri termasuk anggota parlemen Marwan Hamadeh dan Duta Besar Lebanon untuk Yordania, Tracy Chamoun.