Bisnis.com, JAKARTA - Perwakilan RI di Beirut, Lebanon telah memberikan bantuan kepada WNI yang terdampak ledakan masif pada Selasa (4/8/2020).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan guna membantu meringankan beban WNI di Beirut pascaledakan dan juga sebagai dampak dari pandemi Covid-19, KBRI akan terus melanjutkan pemberian bantuan logistik.
"Hingga saat ini KBRI telah memberikan bantuan logistik sebanyak dua kali bagi 160 WNI kelompok rentan utamanya pekerja migran," katanya dalam press briefing, Jumat (7/8/2020).
Perlu diketahui, 70 persen distribusi makanan di Lebanon dilakukan melalui pelabuhan Beirut. Akibat ledakan, distribusi makanan dikhawatirkan akan terganggu.
Seperti diberitakan sebelumnya, telah terjadi ledakan masif di Port of Beirut pada 4 Agustus 2020 lalu yang berkaitan dengan simpanan 2.700 ton amonium nitrat. Akibat kejadian ini, ratusan orang meninggal dunia dan ribuan luka-luka.
Satu WNI berinisial NNE mengalami luka ringan akibat ledakan tersebut. Yang bersangkutan telah mendapat pengobatan dan saat ini kondisinya dinyatakan stabil.
Baca Juga
"Staf KBRI Beirut telah mengunjungi beliau di rumah dan akan terus melakukan pendampingan kepada WNI tersebut selama proses pemulihan," katanya.
Terdapat kurang lebih 1.447 WNI di Lebanon yang terdiri dari 1.234 Kontingen Garuda dan 213 WNI lainnya adalah sipil, termasuk mahasiswa.
KBRI Beirut berkoordinasi dengan otoritas setempat dan berkomunikasi dengan para WNI tersebut untuk mengecek kondisi mereka setelah kejadian ini.
Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada masyarakat Lebanon yang terdampak kejadian ini. Hal ini telah disampaikan Presiden Jokowi.
Retno juga telah melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Lebanon untuk menyampaikan duka cita dan simpati yang mendalam.
Pasukan Kontingen Garuda di bawah Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) telah membantu proses evakuasi korban segera pasca ledakan terjadi.