Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Prancis Kontraksi 13,8 Persen, Terparah Sepanjang Sejarah

Penurunan tingkat konsumsi, perdagangan, dan investasi akibat pandemi Covid-19 membuat ekonomi terbesar kedua Eropa itu harus rela terkontraksi lebih dalam.
Nasabah mengantre di luar salah satu cabang La Banque Postal SA di Paris, Prancis, Selasa (9/6/2020)./Bloomberg-Nathan Lainen
Nasabah mengantre di luar salah satu cabang La Banque Postal SA di Paris, Prancis, Selasa (9/6/2020)./Bloomberg-Nathan Lainen

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonomi Prancis mencatatkan kontraksi 13,8 persen pada kuartal II/2020, angka terdalam sepanjang sejarah, disebabkan turunnya tingkat konsumsi, perdagangan, dan investasi.

Meski demikian, angka ini masih lebih baik ketimbang proyeksi para ekonom, yang memerkirakan ekonomi terbesar kedua Eropa itu bakal terkontraksi hingga 15,2 persen.

"Ini adalah angka yang parah, tapi tidak separah yang diperkirakan. Kita harus melanjutkan respons radikal dan kuat untuk bisa pulih dengan cepat," papar Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire kepada CNEWS, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (31/7/2020).

Dalam menangani dampak pandemi, Pemerintah Prancis telah mengeluarkan 136 miliar euro untuk dana darurat. Pemerintah juga tengah menyiapkan paket stimulus senilai 100 miliar euro yang akan digunakan untuk investasi industri dan transisi ke ekonomi hijau.

Meski tingkat konsumsi menunjukkan perbaikan, naik ke level yang lebih tinggi ketimbang sebelum lockdown diberlakukan pada Februari 2020, dan inflasi tumbuh lebih cepat dari perkiraan ke level 0,9 persen pada bulan ini, tapi kepercayaan publik masih mengalami penurunan. Pemerintah juga memprediksi tingkat pengangguran dan tingkat kepailitan masih akan naik.

Realisasi ini memperparah pencapaian ekonomi Eropa yang mendapat pukulan berat dari pandemi Covid-19. Kemarin, Jerman telah lebih dulu mengumumkan kontraksi sebesar 10,1 persen pada periode April-Juni 2020, melanjutkan kontraksi 2 persen pada kuartal sebelumnya.

Spanyol bahkan mengalami kontraksi yang lebih besar, yakni 5,2 persen pada kuartal pertama tahun ini dan 18,5 persen pada kuartal berikutnya.

Secara keseluruhan, ekonomi zona euro diperkirakan mengalami kontraksi 12,1 persen pada kuartal kedua. Pada kuartal sebelumnya, ekonomi negara-negara Uni Eropa (UE) terkontraksi 3,6 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper