Bisnis.com, JAKARTA - AS dan Inggris menuduh Rusia tengah melakukan uji coba senjata anti-satelit di luar angkasa yang menandai perlombaan senjata berbasis ruang angkasa sedang memanas.
Jenderal John Raymond, kepala Pasukan Luar Angkasa AS yang baru, mengatakan uji coba proyektil yang dilakukan pada 15 Juli adalah bukti lebih lanjut dari upaya berkelanjutan Rusia untuk mengembangkan dan menguji sistem senjata berbasis ruang angkasa.
Langkah itu sesuai dengan doktrin militer yang diterbitkan Rusia soal penggunaan senjata yang bisa membuat aset ruang angkasa AS dan sekutunya terancam bahaya.
Dia mengatakan bahwa senjata itu diluncurkan dari satu di antara dua satelit yang bermanuver dekat satelit pemerintah AS awal tahun ini. Rusia bersikeras kegiatan antariksanya murni bertujuan damai.
Namun, Raymond mengatakan kegiatan pesawat ruang angkasa yang terlibat dalam peluncuran itu tidak konsisten dengan penunjukan resminya sebagai satelit inspeksi.
Sebuah pernyataan Komando Luar Angkasa AS mengatakan Rusia membawa "aktivitas di orbit" yang serupa pada tahun 2017, sebuah referensi yang jelas untuk uji coba senjata Rusia yang sebelumnya tidak dilaporkan dan diluncurkan oleh satelit.
Baca Juga
Kepala direktorat ruang angkasa Inggris, Air Vice-Marshal Harvey Smyth, mengatakan pihaknya prihatin dengan cara Rusia menguji salah satu satelitnya dengan meluncurkan proyektil berkarakter senjata.
“Tindakan semacam ini mengancam penggunaan ruang angkasa secara damai dan ada risiko puing-puing dapat menimbulkan ancaman bagi satelit dan sistem ruang angkasa tempat dunia bergantung. Kami meminta Rusia untuk menghindari pengujian lebih lanjut, katanya seperti dikutip TheGuardian.com, Jumat (24/7/2020).
"Kami juga mendesak Rusia untuk terus bekerja secara konstruktif dengan Inggris dan mitra lainnya untuk mendorong perilaku bertanggung jawab di luar angkasa," katanya.
Baik AS maupun China telah menghancurkan satelit mereka sendiri yang tidak berfungsi dengan menggunakan misil yang ditembakkan dari laut dan darat. Tetapi sebagian besar kegiatan militer di ruang angkasa sangat rahasia.
"Saya tidak ingin berspekulasi tentang apa yang dilakukan atau tidak dilakukan AS," kata Tom Karako, direktur proyek pertahanan rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional AS.