Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gelontorkan US$14 Miliar, Australia Perpanjang Tunjangan Pekerja

Program subsidi upah yang saat ini mendukung sekitar 3,5 juta pekerja, akan diperpanjang enam bulan hingga akhir Maret 2021, meskipun dengan tingkat yang lebih rendah.
Seorang pebisnis melintasi kantor bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia) di Sydney./Reuters-Jason Reed
Seorang pebisnis melintasi kantor bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia) di Sydney./Reuters-Jason Reed

Bisnis.com, JAKARTA - Australia akan menggelontorkan A$20 miliar (US$14 miliar) untuk tunjangan pekerja di masa pandemi Covid-19.

Dengan demikian, Perdana Menteri Scott Morrison memutuskan program subsidi upah yang saat ini mendukung sekitar 3,5 juta pekerja, akan diperpanjang enam bulan hingga akhir Maret 2021, meskipun dengan tingkat yang lebih rendah. Sedangkan tunjangan pengangguran juga akan diperpanjang, lagi-lagi pada tingkat yang lebih rendah.

Gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe menyambut baik kebijakan ini. Pasalnya, dia telah memperingatkan pemulihan akan berlarut-larut sementara krisis kesehatan tetap berlangsung.

"Saya menyambut baik perpanjangan dan penyesuaian kedua langkah itu. Keduanya memberikan dukungan penting bagi rumah tangga dan bisnis," kata Lowe dilansir Bloomberg, Selasa (21/7/2020).

Setelah mendulang sukses awal dalam penanggulangan virus, Australia sedang berjuang melawan gelombang kedua di negara bagian Victoria. Sekitar 5 juta orang kini kembali di-lockdown. Pembatasan pergerakan di kota terbesar kedua yang menyumbang sekitar seperempat dari PDB itu, mengancam akan menggagalkan pemulihan ekonomi.

Gubernur Lowe menggambarkan situasi Victoria sangat memprihatinkan dan mengatakan RBA mengawasi dengan sangat hati-hati.

Perpanjangan subsidi upah dan pengangguran akan mengurangi kekhawatiran mengenai jurang fiskal yang muncul ketika perusahaan dan rumah tangga berhenti menerima bantuan.

Sementara itu, Lowe juga memperingatkan tentang risiko krisis berkepanjangan dari pandemi Covid-19. Bank sentral mencatat bahwa semakin lama berlangsung dan semakin banyak hal yang tidak pasti, semakin sulit pula jalan menuju pemulihan.

Satu-satunya harapan pemulihan dapat berjalan mulus adalah penemuan vaksin oleh para ilmuwan. Dalam pernyataannya, Lowe juga menolak langkah menurunkan suku bunga hingga negatif, intervensi mata uang, dan menentang pembiayaan moneter utang pemerintah.

Pada Maret lalu, bank sentral memangkas suku bunga mendekati nol, menetapkan target untuk imbal hasil tiga tahun menjadi 0,25 persen. RBA juga membeli obligasi pemerintah untuk menenangkan pasar.

Ditanya mengenai kemampuan RBA untuk membeli obligasi, Lowe menolak memberikan angka pasti.

"Kami tidak akan menetapkan angka tertentu, jika melampaui 30 atau 32 maka kami akan terjun ke pasar. Ini benar-benar penilaian tentang kondisi pasar," katanya.

JobKeeper telah mencatat pemerintah telah membayar subsidi upah sebesar A$1.500 dolar setiap dua minggu per karyawan untuk membantu perusahaan-perusahaan.

Mulai September mendatang, pembayaran ini akan dikurangi hingga A$1.200 dolar untuk pekerja penuh waktu dan A$750 dolar untuk mereka yang bekerja kurang dari 20 jam per minggu. Dari Januari hingga akhir Maret tahun depan, akan dipotong kembali menjadi A$1.000 dan A$650 dolar.

Sedangkan subsidi untuk tunjangan pengangguran JobSeeker di Australia akan dipotong menjadi A$250 dolar dari sebelumnya A$550 dolar mulai September hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper