Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rolls Royce Dapat Persetujuan untuk Pangkas 700 Karyawan

Pandemi Covid-19 yang menekan perekonomian dunia, membuat Rolls-Royce harus melakukan efisiensi dengan melakukan pemangkasan tenaga kerjanya.
Pesawa Boeing B787-10 bermesin Rolls Royce/Reuters
Pesawa Boeing B787-10 bermesin Rolls Royce/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Rolls-Royce Holdings Plc. Mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja terkait dengan keputusan pengurangan 700 pekerja di Inggris pada tahun ini.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (18/7/2020) langkah itu merupakan salah satu bentuk perampingan bisnis dari Rolls Royce. Sebelumnya perusahaan telah mengumumkan rencananya untuk memangkas sekitar 3.000 pekerjanya tahin ini.

Perusahan dikabarkan masih akan berusaha menambah jumlah pekerja yang akan diberhentikan selain 700 orang yang telah mencapai kesepakatan tersebut.

Selain memberikan kesempatan pekerja untuk mengundurkan diri dengan jaminan pesangon, perusahaan juga akan melakukan pemutusan hubungan kerja secara paksa di beberapa daerah. Hal itu telah dikonfirmasi oleh juru bicara Rolls Royce.

Beberapa sumber Bloomberg mengatakan, pemangkasan jumlah pekerja paling banyak akan terjadi di sebuah pabrik di Inchinnan, Skotlandia, serta Barnoldswick dan Birmingham di Inggris.

Keputusan Rolls Royce ini tak lepas dari tekanan yang datang dari pandemi Covid-19. Wabah yang mendunia itu membuat permintaan terhadap mesin buatan Rolls Royce mengalami penurunan drastis, terutama untuk mesin-mesin produk dirgantara.

CEO Rolls Royce Warren East mengakui membutuhkan struktur perusahaan yang lebih ramping untuk menyelamatkan perusahaan dari tekanan akibat pandemi Covid-19.

Sebelumnya, pada Mei lalu, East mengaku membutuhkan langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan perusahaan.

“Ini krisis yang kami hadapi dan kami harus mengatasinya. Pelanggan maskapai penerbangan kami dan mitra kerangka pesawat tengah beradaptasi dan kami juga,” kata CEO Rolls-Royce, Warren East.

Reorganisasi juga akan berdampak pada bisnis aerospace dan saat ini perusahaan tengah melakukan kajian secara detail. East sebelumnya mengatakan kepada investor bahwa perusahaan perlu menyimpan 1 miliar pound atau setara US$1,24 miliar pada tahun ini karena mereka menghadapi tantangan terbesar sejak 1970-an.

Angka tersebut akan bertambah menjadi 1,3 miliar pounds secara tahunan, 700 miliar pounds berasal dari pemangkasan pekerjaan. Sebelumnya, perusahaan juga menyatakan rencananya untuk memproduksi 250 mesin pesawat tahun ini, lebih rendah dari estimasi sebelumnya yakni 450.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper