Bisnis.com, JAKARTA – Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggandeng perusahaan biofarmasi Daewoong Infion Korea untuk kerja sama uji klinis terapi stem cell pada pasien Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
Kerja sama dilakukan untuk percepatan penemuan terapi yang efektif pada penyakit Covid-19, dengan melakukan uji klinis fase 1 terapi Mesenchymal Stem Cell (MSC) atau yang lebih dikenal di Indonesia dengan Sel Punca Mesenkimal.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Badan Litbangkes Kemenkes, Irmansyah mengatakan, terapi ini diduga dapat mengatasi masalah gejala pernapasan akut (Acute Respiratory Distress Syndrome/ARDS) yang timbul pada pasien Covid-19.
Stem Cell sendiri tidak bekerja secara langsung membunuh virus, melainkan memiliki fungsi sebagai immunomodulator yang menekan produksi substansi-substansi reaktif penyebab hiperinflamasi dan mencederai jaringan paru.
Selain itu, Sel Punca Mesenkimal memiliki efek antifibrotik yang dapat menggantikan jaringan paru yang fibrosis atau cedera akibat hiperinflamasi.
Menurut hasil penelitian di negara lain Sel Punca Mesenkimal telah terbukti aman, dengan efek samping minimal, dan bermanfaat menurunkan kematian dan perbaikan fungsi paru pada pasien dengan masalah gejala pernapasan akut (ARDS).
Baca Juga
Salah satu produknya adalah Mesechymal Stem Cell dari Daewoong Infion (DW-MSC) yang telah melalui fase uji pre-klinis pada hewan percobaan, terbukti aman dan berkhasiat. Namun masih perlu waktu lebih lama untuk diuji coba pada manusia.
Oleh karena itu, Balitbangkes Kemenkes melihat potensi Sel Punca Mesenkimal sebagai terapi pada pasien Covid-19, serta menyambut baik kerjasama yang ditawarkan Daewoong Infion Korea untuk melakukan uji klinik produk DW-MSC.
Pada fase uji klinis, produk DW-MSC akan dicobakan pertama kali pada manusia untuk dinilai keamanannya. Produk DW-MSC merupakan penelitian Mesenchymal Stem Cell pertama yang didukung Balitbangkes Kemenkes.
“Penelitian dilakukan di salah satu rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan. Harapannya kerja sama ini didukung semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian, mulai persiapan sampai tahap akhir diperolehnya hasil penelitian dan publikasi di jurnal ilmiah yang bereputasi,” ungkapnya melalui keterangan resmi, dikutip Bisnis Kamis (16/7/2020).