Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prancis Gelar Pemungutan Suara Putaran Kedua di Tengah Pandemi

Pemilihan umum pada hari ini pun digelar dengan protokol kesehatan ketat. Pemilih mengenakan masker dan petugas memakai masker atau pelindung wajah.
Dokumentasi - Emmanuel Macron, kepala gerakan politik En Marche!, atau Onwards! terpilih menjadi Presiden Prancis berdasarkan hasil Pemilihan Umum Presiden Prancis pada Minggu (7/5/2017)./Antara
Dokumentasi - Emmanuel Macron, kepala gerakan politik En Marche!, atau Onwards! terpilih menjadi Presiden Prancis berdasarkan hasil Pemilihan Umum Presiden Prancis pada Minggu (7/5/2017)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Prancis melakukan pemungutan suara di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 pada hari ini, (MInggu (28/6/2020), waktu setempat.

Pemilihan umum kota putaran kedua yang digelar secara nasional, setelah sempat tertunda. Prancis tetap melangsungkan pemilu tingkat kota putaran pertama pada pertengahan Maret lalu, kurang dari 48 jam sebelum Presiden Emmanuel Macron menetapkan aturan karantina wilayah terkait pandemi.

Hal itu menyebabkan penundaan yang cukup lama untuk putaran kedua. Pemilihan umum pada hari ini pun digelar dengan protokol kesehatan ketat.  Di tempat-tempat pemungutan suara di Ibu Kota Paris, petugas yang mengenakan masker atau pelindung wajah duduk di belakang layar kaca akrilik.

"Kali ini (pemungutan suara) diatur dengan lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata seorang pensiunan pemilih, Jean de Nathan.

Pemilu kota tersebut menjadi tantangan sendiri bagi Macron, serta partainya, yang kemungkinan gagal memenangi kompetisi untuk wilayah Paris.

Tahun lalu, Macron berharap pemilu lokal akan membantu mendongkrak suara untuk partai berhaluan tengah-liberal La République En Marche! yang ia dirikan tahun 2016, dari kantong suara di kota-kota seluruh Prancis, menjelang pertaruhan pencalonan ulang pilpres 2022.

Namun, di ibu kota sendiri yang merupakan wilayah bernilai paling besar, wali kota petahana dari partai sosialis, Anne Hidalgo, tampaknya akan memenangi pemilu setelah ada kampanye semrawut yang dijalankan oleh pihak Macron dan partainya.

Kandidat wali kota paris pilihan Macron mengundurkan diri karena skandal video seksual, sehingga mantan menteri kesehatan dari partai Macron, Agnes Buzyn, kemudian diminta mengisi posisi itu, hanya satu bulan sebelum pemilu putaran pertama digelar.

"Buzyn diterjunkan begitu saja tanpa ia tahu apa yang ingin ia lakukan. dia tidak mempunyai usulan yang konkret," kata Jacqueline, seorang pensiunan pemilih.

Tak hanya di Paris, kekalahan partai Macron juga tampaknya akan terjadi di sejumlah kota. Di Lyon, Marseille, dan Bordeaux, misalnya, The Greens--Partai Hijau, berhaluan tengah-kiri dan ekologis--diproyeksikan meraih kesuksesan.

Kemudian di Perpignan, partai berhaluan kanan, Marine Le Pen mungkin akan pertama kalinya memenangkan kompetisi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper