Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Larry Fink Janji Ada 30 Persen Pekerja Kulit Hitam di Blackrock

Larry Fink berkomitmen meningkatkan porsi tenaga kerja kulit hitam menjadi 30 persen pada 2024.
Demonstrans mengikuti  pawai untuk menghormati George Floyd di Midtown Manhattan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020). Blommberg/Getty Images/John Moore
Demonstrans mengikuti pawai untuk menghormati George Floyd di Midtown Manhattan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020). Blommberg/Getty Images/John Moore

Bisnis.com, JAKARTA – BlackRock Inc. membuat salah satu pernyataan paling berani di industri pengelolaan uang mengenai keanekaragaman ras.

Menurut posting blog LinkedIn dari Chief Executive Officer Blackrock, Larry Fink, pada Senin (22/6/2020), manajer aset terbesar di dunia ini berkomitmen untuk meningkatkan porsi tenaga kerja kulit hitam menjadi 30 persen pada tahun 2024.

Pernyataan ini diungkapkan Fink di tengah protes global untuk menekan perusahaan-perusahaan AS meningkatkan keragaman dalam jajaran manajemen mereka.

Perusahaan itu akan menggandakan porsi pemimpin seniornya yang berkulit hitam dari 3 persen saat ini, tulis Fink.

"Kita perlu berbuat lebih baik. Kita harus menggunakan suara kita dan bekerja dengan orang lain untuk membuat perubahan dalam industri dan di seluruh masyarakat secara lebih luas,” ungkap Fink, seperti dikutip Bloomberg.

Kalangan bisnis di AS kini tengah bergulat dengan perannya dalam ketimpangan rasial. Fink berada di antara para eksekutif yang mengambil suara setelah kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, di tangan perwira polisi di Minneapolis.

BlackRock juga menyetujui undang-undang terhadap kejahatan rasial di negara bagian Georgia, tempat seorang pria kulit hitam lainnya, Ahmaud Arbery, terbunuh saat sedang joging.

Jumlah tenaga kerja kulit hitam di BlackRock saat ini mencapai 5 persen dari total lebih dari 16.000 orang karyawan perusahaan di seluruh dunia.

Fink juga mengatakan bahwa perusahaan akan meningkatkan kemitraan dengan bisnis minoritas dan menciptakan produk investasi baru yang berfokus pada kesetaraan ras di seluruh rangkaian dana kelolaan aktif dan pasifnya.

Ketika protes telah berlangsung selama berminggu-minggu, perusahaan mendapat tekanan untuk melakukan tindakan nyata selain memberikan pernyataan yang bersimpati pada gerakan Black Lives Matter.

Co-CEO Ariel Investments John Rogers menyamakan kondisi saat ini dengan tahun 1968, ketika kerusuhan meletus setelah pembunuhan Martin Luther King Jr.

Dalam sebuah diskusi keadilan rasial dan ekonomi di acara virtual Bloomberg Invest Global, Senin (22/6/2020), Rogers mengatakan perusahaan harus benar-benar mengeksekusi rencana keanekaragaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper