Bisnis.com, JAKARTA – Daya tarik salmon impor di China dalam sekejap rontok setelah jenis ikan ini disangkutpautkan dengan merebaknya kasus baru virus corona (Covid-19) di Beijing.
Perkembangan tersebut kontan memukul sejumlah eksportir besar seperti Chile. Negara beribu kota Santiago ini tengah berupaya keras membujuk China untuk melanjutkan pembelian salmon mereka.
Direktur otoritas perikanan Sernapesca, Alicia Gallardo, mengungkapkan pejabat pemerintah Chile telah mengundang pejabat China untuk bergabung dalam inspeksi protokol sanitasi secara virtual yang digunakan di tiga pabrik di negara Amerika Selatan ini.
“Tidak ada bukti bahwa salmon atau makanan lain menularkan virus corona, dengan risiko berasal dari permukaan yang terkontaminasi,” ujar Gallardo pada Selasa (16/6/2020), seperti diwartakan Bloomberg.
Inspeksi virtual yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat (19/6/2020) tersebut bertujuan untuk menunjukkan kepada China bahwa para produsen di Chile melakukan observasi atas praktik-praktik terbaik sehingga pengiriman ke China dapat dilanjutkan.
"Saya berharap langkah itu akan menutup episode ini. Beberapa produsen di Chile telah mengalihkan pengiriman sebagai tindakan pencegahan, tetapi ada sekitar 50 kontainer dalam perjalanan,” katanya lagi.
Baca Juga
Sementara itu, tumpukan salmon yang memenuhi rak-rak supermarket di seluruh kota besar China dan platform-platform pengiriman telah disingkirkan. Sebagian ahli kesehatan juga memperingatkan untuk tidak mengonsumsi makanan laut yang kaya omega-3 ini.
Boikot itu terjadi setelah angka kasus baru Covid-19 di Beijing melonjak. Pemimpin pasar buah dan sayuran terbesar di kota itu, Xinfadi, tempat yang diyakini menjadi asal penyebaran baru virus Corona, mengatakan bahwa virus ini ditelusuri ke papan pemotong yang digunakan oleh penjual salmon impor.
Otoritas bea cukai China mulai menguji semua pengiriman daging impor, sementara otoritas di beberapa kota besar juga memeriksakan produk-produk di pasar domestik.
Langkah boikot untuk salmon menjadi pukulan lain bagi para eksportir makanan laut ke China, setelah pandemi Covid-19 menyebabkan penjualan dalam empat bulan pertama tahun ini turun lebih dari 30 persen.
Sebelum krisis, empat eksportir terbesar menurut data bea cukai China - Chile, Norwegia, Australia, dan Kepulauan Faroe Denmark - telah mencatat pertumbuhan permintaan menjadi US$686 juta tahun lalu karena meningkatnya pendapatan kelas menengah dan peralihan gaya hidup yang lebih sehat.