Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona di Beijing Diduga Berasal dari Ikan Salmon Impor, China Perketat Pengawasan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Beijing mencatat lebih dari 100 kasus baru wabah Covid-19. Selama lebih dari 7 pekan, Beijing hanya mendaftarkan kasus-kasus dari orang-orang yang bepergian dari luar negeri.
Irisan ikan salmon di pasar swalayan/Reuters-Lucy Nicholson
Irisan ikan salmon di pasar swalayan/Reuters-Lucy Nicholson

Bisnis.com, JAKARTA — Sebuah laporan media lokal di China menulis virus corona baru penyebab wabah Covid-19 ditemukan di papan yang digunakan untuk pemotongan ikan salmon impor di sebuah pasar.

Akibat kejadian itu, pihak yang berwenang meminta supermarket besar di Beijing untuk menarik ikan dari rak-rak mereka.

Manajer umum pusat grosir Xinfadi yang merupakan pusat grosir terbesar di Beijing juga telah diberhentikan bersama dengan sejumlah pejabat lokal lainnya, seperti dikutip BBC.com, Selasa (16/6).

Berkaitan dengan perkembangan terbaru itu, Pemerintah Kota Beijing telah mengunci lebih banyak permukiman dan melakukan pengujian untuk menahan penyebaran virus corona. Selain itu, pasar Xinfadi sudah ditutup sejak Sabtu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kota ini mencatat lebih dari 100 kasus baru wabah mematikan itu. Selama lebih dari 7 pekan, Beijing hanya mendaftarkan kasus-kasus dari orang-orang yang bepergian dari luar negeri.

"Klaster baru virus corona selalu menjadi perhatian kami. Apa yang kami lakukan adalah melihat tanggapan langsung terhadap hal itu dan serangkaian tindakan komprehensif," kata Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO.

Sejauh ini, memang ada kekhawatiran pasar menjadi klaster penyebaran wabah tersebut. Karena itulah kasus baru dari wabah tersebut dikaitkan dengan pasar Xinfadi di China.

Akan tetapi, dalam komentarnya, Mike Ryan berhati-hati tentang penyebab wabah tersebut. Dia mengatakan bahwa dugaan pada ikan salmon impor maupun kemasannya sebagai penyebab penyebaran baru wabah itu masih bersifat 'hipotesis.

Para ahli kesehatan lain telah menyebut kontaminasi silang sebagai sumber yang lebih mungkin.

Kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) mengatakan jenis virus yang ditemukan di Beijing tidak menyerupai jenis yang beredar di seluruh negara itu. Karena itu, WHO juga mendesak China untuk berbagi urutan genetik dari jenis virus tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper