Bisnis.com, JAKARTA – Pasar salmon impor di China terancam setelah jenis ikan ini disangkutpautkan dengan merebaknya kasus baru virus corona (Covid-19) di Beijing.
Tak ayal, kondisi tersebut memberi pukulan bagi sejumlah eksportir besar seperti Denmark, Norwegia dan Australia.
Tumpukan salmon yang memenuhi rak-rak supermarket di seluruh kota besar China telah disingkirkan, sementara para ahli kesehatan memperingatkan untuk tidak mengonsumsi makanan laut yang kaya omega-3 ini.
Boikot itu terjadi setelah pemimpin pasar buah dan sayuran terbesar di kota itu, Xinfadi, tempat yang diyakini menjadi asal penyebaran baru virus corona, mengatakan bahwa virus ini ditelusuri ke papan pemotong yang digunakan oleh penjual salmon impor.
Pakar senior di Komisi Kesehatan Nasional Zeng Guang mengatakan bahwa belum diketahui apakah virus tersebut ditularkan oleh manusia ke salmon atau salmon-lah yang terlebih dahulu terjangkiti.
Dia memperingatkan agar masyarakat Beijing tidak memakan salmon mentah atau membeli makanan laut impor untuk saat ini.
Baca Juga
Secara terpisah, Kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China Wu Zunyou mengatakan bahwa virus itu dapat bertahan di permukaan makanan beku hingga tiga bulan dan mencurigai barang-barang yang terkontaminasi sebagai sumber penyebaran virus.
Meski tidak jelas apakah virus tersebut dapat benar-benar ditularkan melalui makanan beku yang kemudian dicairkan, perkembangan ini mencerminkan tumbuhnya kekhawatiran di China atas kebangkitan kasus infeksi corona di Beijing.
Kasus baru virus corona di Beijing dilaporkan mencapai hampir 100 orang selama akhir pekan. Bangkitnya kasus Covid-19 di ibu kota China yang berpopulasi lebih dari 20 juta orang ini pun mengancam mengganggu normalisasi kehidupan dan bisnis sehari-hari setelah China memadamkan epidemi pertamanya beberapa bulan lalu.
Kasus-kasus baru Covid-19 kini telah menyebar ke pasar lain dan lebih dari dua puluh kompleks perumahan di kota tersebut diisolasi pada Senin (15/6/2020).
Sekolah dasar untuk siswa kelas satu sampai tiga menunda dimulainya kembali kegiatan belajar di kelas-kelas dan siswa sekolah menengah didorong untuk belajar dari rumah.
Sementara itu, pejabat pemerintah setempat berlomba untuk melacak orang-orang yang telah mengunjungi atau melakukan kontak dengan pasar Xinfadi.
Langkah boikot untuk salmon menjadi pukulan lain bagi para eksportir makanan laut ke China, setelah pandemi Covid-19 menyebabkan penjualan dalam empat bulan pertama tahun ini turun lebih dari 30 persen.
Sebelum krisis, empat eksportir terbesar menurut data bea cukai China - Chile, Norwegia, Australia, dan Kepulauan Faroe Denmark - mencatat pertumbuhan permintaan menjadi US$686 juta tahun lalu karena meningkatnya pendapatan kelas menengah dan peralihan gaya hidup yang lebih sehat.
Di sisi lain, situasi tersebut mendorong saham produsen babi naik pada perdagangan Senin (15/6/2020). Saham Jiangxi Zhengbang Technology Co. melonjak 6,9 persen di Shenzhen dan Wens Foodstuffs Group Co naik 3,8 persen.
“Kenaikan ini kemungkinan didorong oleh ekspektasi bahwa permintaan daging itu [babi] akan meningkat karena konsumen menghindari makanan laut,” ujar Analis KGI Securities Co. di Shanghai. Ken Chen, dikutip dari Bloomberg.