Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

New Normal, Masyarakat Diimbau Hindari Situasi 3C. Apa Itu?

Jepang mengkampanyekan 3C yang bisa ditiru Indonesia. Apa itu 3C? Simak penjelasannya berikut ini.
Hari pertama New Normal arus lalu lintas di Jl.Jend.Sudirman Dukuh Atas ( arah HI) ramai lancar./Twitter Polda Metro Jaya
Hari pertama New Normal arus lalu lintas di Jl.Jend.Sudirman Dukuh Atas ( arah HI) ramai lancar./Twitter Polda Metro Jaya

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat diimbau untuk menghindari situasi 3C ketika mulai beraktivitas dengan menerapkan protokol new normal untuk mencegah penularan Covid-19.

Research Fellow Disaster Management Research Unit CSIS Indonesia Mikhail Gorbachev Dom mengatatakan masyarakat dapat berpartisipasi dalam menentukan sukses atau tidaknya Indonesia pada fase new normal.

Menurutnya, menjalani hidup pasca pandemi virus Corona memang tidak mudah. Namun, bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Masalah terbesar dari gaya hidup baru yang harus di jalani selama masa pencarian vaksin Covid-19 adalah kedisiplinan.

"Contohnya Jepang, mereka berhasil membuat kampanye sederhana agar masyarakat menghindari 3C, yaitu Closed Spaces [ruangan dengan sirkulasi udara tertutup], Crowded Places [tempat yang ramai dan padat], dan Close Contact [kegiatan yang dilakukan dalam jarak dekat antara sesama manusia]," katanya seperti dikutip dalam hasil riset, Senin (15/6/2020).

Dia menilai penyederhanaan pesan bahaya Covid-19 menjadi 3C merupakan ide yang brilian. Dengan demikian, masyarakat dapat mengevaluasi semua kegiatan sehari-hari dengan melihat berapa unsur sifat C tersebut.

Meski demikian, Mikhail menilai ada keadaan yang tidak bisa kita hindari mengandung ketiga C, seperti contohnya transportasi publik. Pasalnya, kebanyakan angkutan umum dilengkapi dengan AC yang membuat sirkulasi udaranya tertutup.

"Transportasi umum juga isinya juga padat dan jarak antarpenumpang sangat dekat," imbuhnya.

Karena hal ini, banyak negara yang membuka kembali perkantoran mengingatkan para pengusaha untuk mengatur shift pegawai kantor, terutama pengguna transportasi publik.

Dia menuturkan kawasan Jabodetabek sendiri yang kembali ramai karena Jakarta telah melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi masa transisi. Angkutan massal, seperti Kereta Commuter Line Indonesia (KCI) dan MRT Jakarta pun diserbu para pekerja yang mulai masuk kantor.

Meski begitu, dia mengapesiasi untuk mengatasi sifat crowded places, kedua operator telah mengatur jarak aman penumpang dengan signage yang dipasang di stasiun dan rangkaian/gerbong kereta.

Untuk mengatasi close contact dan closed spaces, di dalam rangkaian Commuter Line, tentunya semua penumpang juga wajib menggunakan masker, dan tidak berbicara (ataupun menelepon) selama di transportasi publik.

"Hal ini sudah seharusnya menjadi gaya hidup baru masyarakat di era new normal," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper