Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma`ruf Amin meminta seluruh masyarakat bersiap menghadapi situasi yang disebut sebagai new normal atau tatanan kenormalan baru.
Dia menyebut seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah, dunia usaha, praktisi pendidikan, kesehatan maupun masyarakat diminta siap menghadapi kondisi tersebut.
“Sekarang ini kita berada dalam suasana transisi menuju new normal atau normal baru. Oleh karena itu kita harus bersiap untuk menghadapi ini,” katanya melalui keterangan resmi Setwapres, Jumat (12/6/2020).
Kini Indonesia masih menghadapi perluasan pandemi Covid-19. Hari ini, kasus baru infeksi virus itu bertambah 1.111 orang sehingga totalnya menjadi 36.406 orang. Kasus virus ini mengalami peningkatan selama sepekan terakhir.
Kendati begitu meminta agar masyarakat tidak mempersoalkan istilah new normal. Pasalnya, new normal menjadi narasi yang digunakan di tingkat global. “Yang penting adalah bersiap diri menghadapi new normal.”
Pemerintah kata dia, akan fokus pada dua hal prioritas, yaitu penanggulangan Covid-19 dan keterpurukan ekonomi. Selain dampak sosial dan kesehatan yang timbul akibat pandemi, bahaya keterpurukan ekonomi dinilai memiliki kedaruratan yang sama untuk ditanggulangi.
Baca Juga
Menurutnya keterpurukan ekonomi saat ini sama besarnya dengan bahaya pandemi ini di sisi kesehatan dan sosial. Pemerintah lanjutnya tidak dapat menunda pergerakan ekonomi untuk menghindari krisis ekonomi dalam negeri.
Wapres menegaskan bahwa pemerintah mendorong program percepatan pemulihan dampak Covid-19, di antaranya dengan terus melakukan pelayanan kesehatan yang intensif serta mendorong stimulus untuk dunia usaha dalam upaya pemulihan ekonomi. Masyarakat diminta patuh pada penerapan protokol kesehatan di masa new normal.
“Saya berharap semua masyarakat bisa menjaga diri patuh terhadap aturan-aturan itu."
“Apabila itu [protokol kesehatan] kita bisa laksanakan dengan baik, Insya Allah new normal akan dapat kita lalui dengan baik dan kita bisa menghilangkan dua bahaya itu, yaitu darurat Covid [19] dan darurat keterpurukan ekonomi,” ujarnya.