Bisnis.com, JAKARTA – India dan Australia sepakat untuk menjalin hubungan bilateral yang lebih erat, di tengah keruhnya hubungan masing-masing negara dengan China.
Perdana Menteri India Narendra Modi dan PM Australia Scott Morrison telah menandatangani perjanjian pertahanan dan meningkatkan kemitraan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.
Perjanjian tersebut dikonfirmasikan oleh Morrison dalam pidato pembukaannya tentang pertemuan tingkat tinggi virtual antara kedua pemimpin pada Kamis (4/6/2020).
Dengan kerja sama ini, kedua negara dapat mengakses pangkalan dan pelabuhan satu sama lain serta memperkuat hubungan pertahanan.
"Kemitraan Strategis Komprehensif yang kami bentuk hari ini, menuju tingkat baru dalam hubungan kedua negara, akan terus membangun kepercayaan, karena kami ingin hubungan komersial dan perdagangan yang dibangun di atas kepercayaan,” tutur Morrison, seperti dilansir melalui Bloomberg.
Pernyataan bersama yang dirilis setelah pertemuan tersebut menerangkan bahwa kedua negara berbagi pandangan tentang banyaknya tantangan di masa depan kemungkinan akan terjadi di - dan datang dari - domain maritim.
Baca Juga
Menurut Morrison, perjanjian tentang siber, ilmu pengetahuan dan infrastruktur yang telah ditandatangani akan membantu memperdalam perdagangan.
Kedua negara juga akan melanjutkan pertemuan mereka antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan masing-masing negara demi memperkuat hubungan. Menurut data Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, perdagangan barang dagangan Australia dengan India untuk tahun yang berakhir Juni 2019 mencapai A$21,1 miliar (US$14,6 miliar).
Sementara itu, PM Modi menyatakan bahwa adalah tanggung jawab sakral India dan Australia untuk menegakkan nilai-nilai global demokrasi, supremasi hukum, dan penghormatan terhadap institusi internasional.
“Di tengah pandemi global, kemitraan ini akan memainkan peran penting,” ujar Modi.
Australia diketahui berusaha untuk meningkatkan hubungan di kawasan Indo-Pasifik. Di lain pihak, India ingin membangun diri sebagai pusat manufaktur regional dan menarik perusahaan-perusahaan yang ingin memindahkan rantai pasokan mereka dari China.
Baik Australia dan India kini memiliki hubungan berduri dengan pemerintah China. Pasukan India telah terlibat dalam konfrontasi selama berpekan-pekan dengan tentara China di perbatasan Himalaya.
Sementara itu, Australia, negara berekonomi maju yang paling bergantung pada China, telah membangkitkan kemarahan Beijing ketika menyerukan penyelidikan tentang asal-usul pandemi virus Corona (Covid-19), sebuah topik yang sensitif bagi pemerintahan Presiden Xi Jinping.
China telah melarang impor daging dari empat fasilitas pemotongan ternak di Australia karena alasan teknis, dan mengenakan tarif lebih dari 80 persen terhadap gandum Australia pada Mei.