Bisnis.com, JAKARTA — Hertz Global Holdings Inc., perusahaan rental mobil yang didirikan lebih dari seabad yang lalu, mengajukan kebangkrutan pada Jumat (22/5/2020).
Keputusan ini diambil setelah pembatasan perjalanan dan keruntuhan ekonomi global menghancurkan permintaan rental.
Dengan mengajukan pailit di bawah undang-undang Pasal 11, Hertz tetap dapat beroperasi sementara menyusun rencana untuk membayar kreditur dan membalikkan kondisi bisnis.
Menurut seorang sumber, perusahaan rental mobil terbesar kedua di AS ini belum memerlukan pembiayaan karena saat ini perusahaan masih memiliki dana tunai US$1 miliar.
Dalam sebuah pernyataan, Paul Stone, Kepala Eksekutif Hertz, mengatakan bahwa dampak Covid-19 menimbulkan ketidakpastian yang besar terhadap kelanjutan bisnis dan pemulihan ekonomi.
"Kami perlu mengambil langkah lebih lanjut untuk menghadapi pemulihan yang berpotensi butuh waktu lama," ujarnya seperti dikutip melalui Bloomberg, Sabtu (23/5/2020).
Baca Juga
Perusahaan yang berbasis di Estero, Florida, itu mengangkat Paul sebagai CEO, untuk pertama kalinya sejak 2014, hanya 4 hari sebelum pengajuan kebangkrutan.
Petisi pengadilan Hertz mencantumkan aset sekitar US$25,8 miliar dan utang US$24,4 miliar, dan kreditur terbesarnya antara lain IBM Corp. dan Lyft Inc.
Menyusul pendapatan yang berkurang akibat pandemi virus corona, perusahaan penyedia mobil sewaan itu mengajukan bantuan dari pemberi pinjaman dan bailout dari Departemen Keuangan AS.
Untuk saat ini, perusahaan yang didirikan pada 1918 di Chicago tersebut telah berhasil menegosiasikan solusi jangka pendek, tetapi belum menemukan solusi jangka panjang.
Hertz mengatakan bahwa perusahaan masih memiliki cukup uang tunai untuk saat ini guna mendukung operasinya, yang meliputi Hertz, Dolar, Trfity, Firefly, Penjualan Mobil Hertz, dan Donlen, tetapi mereka mungkin perlu menyerap lebih banyak dana mungkin melalui pinjaman tambahan sementara proses kebangkrutan terus berjalan.
"Hertz mungkin tidak punya banyak pilihan selain mengurangi operasinya dan menjual aset untuk membayar utangnya yang dijamin aman," kata Joseph Acosta, mitra dalam praktik kebangkrutan di firma hukum Dorsey & Whitney, melalui surel.
Perusahaan mulai merumahkan pekerja untuk menghemat uang pada Maret 2020 ketika tindakan darurat untuk menahan penyebaran virus menghentikan perjalanan bisnis dan liburan.
Hertz juga mengungkapkan bahwa pada 29 April mereka telah melewatkan pembayaran sewa untuk mobil sewaannya.