Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas konstruksi komersial di Australia diperkirakan akan mengalami keruntuhan karena dampak Covid-19 menghapus permintaan swasta untuk pekerjaan bangunan baru.
Master Builders Australia memperkirakan aktivitas pembangunan komersial hanya tumbuh mencapai 15,7 persen lebih rendah pada tahun fiskal hingga 30 Juni 2021. Angka tersebut lebih rendah daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Master Builders Australia memprediksi penurunan sebesar 11,5 persen untuk perkiraan selama 12 bulan yang berakhir pertengahan 2022.
"Lockdown telah melenyapkan permintaan sektor swasta dalam perekonomian dan pelonggaran pembatasan secara bertahap tidak akan menggantikan permintaan itu, sehingga pemerintah perlu bertindak," kata Denita Wawn, CEO Master Builders Australia seperti kutip Bloomberg.
Dia menambahkan stimulus pemerintah harus dapat membantu membangun jembatan menuju pemulihan yakni di tempat sektor publik yang mendominasi, seperti di bidang pendidikan, kesehatan dan pertahanan.
Australia melaporkan rekor PHK sebanyak 594.000 orang pada bulan April, menggarisbawahi perkiraan Reserve Bank of Australia bahwa ekonomi kemungkinan akan menyusut sekitar 10% pada paruh pertama tahun ini. Indeks industri konstruksi turun pada bulan April ke rekor 21,6, melampaui rekor terendah Desember 2008 sebesar 29,2.
Baca Juga
Indeks industri konstruksi tersebut berada di bawah 50 sejak September 2018.
Negeri Kangguru tersebut telah mengelontorkan stimulus fiskal dan moneter yang melebihi A$320 miliar (US$205 miliar) atau sekitar 16 persen dari produk domestik bruto.
Langkah itu bertujuan menjaga bisnis agar tetap bertahan, membatasi PHK dan memberikan dana bantuan yang lebih besar dari biasanya kepada individu yang kehilangan pekerjaan.
Sebagian besar pengeluaran infrastruktur publik di Australia dilakukan oleh pemerintah negara bagian dan teritori, yang telah mendorong penyaluran pinjaman sejak RBA mulai membeli obligasi pemerintah federal dan provinsi pada akhir Maret untuk menopang hasil panen.