Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Hong Kong terkontraksi 8,9 persen pada kuartal awal tahun ini akibat krisis politik dan wabah Covid-19.
Berdasarkan data Departemen Statistik dan Sensus Hong Kong, dilansir Bloomberg, Senin (4/5/2020), penurunan tersebut bahkan melampui kontraksi ekonomi sebesar 8,3 persen pada kuartal III/1998 dan 7,8 persen pada kuartal I/2009.
Padahal, kedua periode itu mencatatkan kontraksi terbesar secara kuartalan di Hong Kong sejak pemerintah memulai sensus ekonomi.
Tak hanya itu, penurunan ekonomi kali ini juga menandai kontraksi selama tiga kuartal berturut-turut di Hong Kong sejak krisis global pada 2009.
Para ekonom sebelumnya memperkirakan adanya kontraksi sebesar 6,5 persen pada tiga bulan awal tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. ekonomi Hong Kong tercatat menyusut 1,2 persen pada tahun lalu, pertama kalinya sejak 2009.
Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan bahkan memperingatkan bahwa ekonomi tahun ini berpeluang mengalami kontraksi hingga 7 persen.
Baca Juga
“Ketika harus menghadapi tekanan penurunan ekspor, ekonomi Hong Kong yang kecil dan terbuka ini terpukul sangat keras. Perdagangan berbasis jasa akan mengalami tekanan dalam sebagai dampak dari penurunan ekonomi dunia,” kata ekonom Bloomberg Intelligence Qian Wan.
Data resmi pemerintah menunjukkan 340.000 pengusaha kecil dan menengah berkontribusi terhadap lebih dari 98 persen bisnis di Hong Kong. Sektor ini mempekerjakan setidaknya 1,3 juta orang atau 45 persen dari angkatan kerja, di luar pegawai pemerintah.