Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Hong Kong mencatat kontraksi terburuk sepanjang sejarah, di tengah dampak wabah penyakit virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian yang sudah dihantam kerusuhan politik dalam negeri.
Menurut data pendahuluan pemerintah, ekonomi Hong Kong terkontraksi -8,9 persen pada kuartal I/2020 dari tahun sebelumnya.
Kontraksi ini lebih buruk daripada kontraksi sebesar -8,3 persen pada kuartal III/1998 dan -7,8 persen pada kuartal I/2009, dua data triwulanan terburuk sejak penghitungannya dilakukan pada 1974, menurut Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong.
Kontraksi pada kuartal pertama juga menandai kontraksi triwulan ketiga berturut-turut untuk Hong Kong, rangkaian kontraksi terpanjang sejak periode pascakrisis keuangan global pada tahun 2009.
Sementara itu, para ekonom memperkirakan penurunan output sebesar 6,5 persen pada kuartal I/2020 dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski Hong Kong tengah bersiap untuk melonggarkan sebagian langkah pembatasan jarak sosial (social ditancing), pukulan terhadap perdagangan global dan ancaman kerusuhan anti-pemerintah lebih lanjut tetap mengancam aktivitas perekonomian negeri ini.
Baca Juga
Tingkat pengangguran meningkat seiring dengan hancurnya industri pariwisata, ritel, transportasi dan industri lainnya.
"Dihadapkan dengan jatuhnya permintaan global, ekonomi Hong Kong yang kecil dan terbuka sedang terpukul,” ujar Qian Wan, ekonom Bloomberg Intelligence.
“Ekonomi yang berorientasi pada perdagangan dan jasa ini akan mengalami hambatan besar dari penurunan global,” tambahnya.
Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan telah mengisyaratkan bahwa data untuk kuartal pertama tahun ini bisa lebih buruk daripada capaian-capaian terendah di masa lampau.
Ekonomi wilayah tersebut telah terkontraksi pada paruh kedua tahun lalu di tengah aksi demonstrasi besar-besaran oleh massa pro-demokrasi dan tindakan keras yang dilancarkan pemerintah.
Dampak penurunan yang berkepanjangan terutama dapat terlihat di seluruh usaha kecil dan menengah, yang telah menanggung beban dampak dari aksi protes sejak tahun lalu dan kini tertekan wabah virus corona.
"Hong Kong telah menjadi masyarakat yang relatif berani mengambil risiko untuk memulai bisnis, tetapi situasi yang terjadi tahun lalu akan menciptakan ingatan panjang dalam pikiran banyak orang,” ujar Todd Handcock, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kanada.
“Ini merupakan tahun yang sangat menantang bagi UKM di Hong Kong. Realitas yang disayangkan adalah sebagian di antaranya tidak akan bertahan dan yang lain akan berjuang untuk waktu yang sangat lama,” terangnya.