Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tuding Virus Corona Buatan China, WHO Bersikukuh Membantah

Perseteruan antara Presiden AS Donald Trump dan WHO soal asal-usul virus Corona terus berlangsung. Sehari setelah Trump menyebut virus Corona berasal dari laboratorium China, WHO memastikan virus penyebab wabah Covid-19 itu berasal dari alam.
Ilustrasi-Petugas medis bersiap memeriksa masyarakat di Michigan Health Professionals Covid-19 melalui fasilitas pengujian di Millennium Medical Group di Farmington Hills, Michigan, Amerika Serikat, Selasa (7/4/2020)./Bloomberg-Emily Elconin
Ilustrasi-Petugas medis bersiap memeriksa masyarakat di Michigan Health Professionals Covid-19 melalui fasilitas pengujian di Millennium Medical Group di Farmington Hills, Michigan, Amerika Serikat, Selasa (7/4/2020)./Bloomberg-Emily Elconin

Bisnis.com, JAKARTA - Perseteruan antara Presiden AS Donald Trump dan WHO soal asal-usul virus Corona terus berlangsung.

Sehari setelah Trump menyebut virus Corona berasal dari laboratorium China, WHO memastikan virus penyebab wabah Covid-19 itu berasal dari alam. 

WHO menyampaikan hal itu menanggapi komentar Presiden AS Donald Trump yang mengklaim telah melihat bukti bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium China.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan kembali bahwa virus Corona strain baru itu berasal dari alam.

Para ilmuwan percaya virus pembunuh itu berpindah dari hewan ke manusia, muncul di China akhir tahun lalu, kemungkinan dari pasar di Wuhan, China yang menjual daging hewan eksotis.

Trump mengklaim pada Kamis bahwa ia telah melihat bukti bahwa Institut Virologi Wuhan sebenarnya adalah sumber wabah, meskipun begitu Trump menolak memberikan rincian.

Ditanya tentang klaim Trump selama konferensi pers virtual, ketua kedaruratan WHO Michael Ryan pada Jumat menekankan bahwa badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah "berulang kali mendengarkan banyak ilmuwan yang telah melihat urutan" dari virus.

"Kami yakin bahwa virus ini berasal dari alam," kata Ryan seperti dikutip Aljazeera.com. Ryan mengulangi sikap yang telah diungkapkan oleh badan PBB itu sebelumnya.

WHO mengatakan sebelumnya pada Jumat bahwa pihaknya ingin diundang untuk mengambil bagian dalam penyelidikan Tiongkok terhadap asal mula hewan pandemi, yang dalam hitungan bulan telah menewaskan lebih dari 230.000 orang di seluruh dunia.

"Yang penting adalah kita menetapkan host alami untuk virus ini," kata Ryan, menekankan perlunya memahami "bagaimana penghalang spesies hewan-manusia bisa diterobos."

"Tujuan dari pemahaman itu adalah agar kita dapat menerapkan tindakan pencegahan dan kesehatan masyarakat yang diperlukan untuk mencegah hal itu terjadi lagi di mana saja," kata Ryan.

Sementara itu, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus terus menangkis kritik yang dilemparkan ke organisasinya, khususnya oleh Trump, yang menunda pendanaan Washington untuk WHO setelah menuduh badan PBB itu meremehkan keseriusan wabah dan melakukan tindakan yang terkesan terlalu mengabdi kepada China.

Tedros mengatakan WHO telah menyuarakan tingkat siaga tertinggi dengan menyatakan bahwa wabah Covid-19 merupakan "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" pada 30 Januari, ketika tidak ada kematian dan hanya 82 kasus yang terdaftar di luar China.

"Kami tidak membuang waktu," katanya dalam pengarahan Jumat. "Dunia punya cukup waktu untuk terlibat."

Komentar ini muncul setelah komite darurat WHO bertemu untuk pertama kalinya sejak membuat deklarasi tiga bulan lalu.

"Tentu saja, pandemi tetap menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Tedros setelah menerima rekomendasi dari komite, yang terdiri dari 19 ahli independen.

Sambil mempertahankan tingkat siaga global, para ahli membuat berbagai rekomendasi umum tentang bagaimana WHO dan negara-negara harus menyesuaikan respons mereka terhadap pandemi.

Mereka menyerukan antara lain kerja sama yang luas untuk "mengidentifikasi sumber virus zoonosis dan rute penularan ke populasi manusia."

Mereka juga menyerukan WHO untuk "memperbarui rekomendasi tentang langkah-langkah perjalanan yang tepat" terkait dengan wabah, dan untuk mempertimbangkan "keseimbangan antara manfaat dan konsekuensi yang tidak diinginkan," seperti kesulitan mengangkut bantuan kemanusiaan ketika begitu banyak penerbangan dibatalkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Aljazeera
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper