Bisnis.com, JAKARTA - Perjalanan Jerman menekan angka persebaran virus corona (Covid-19) dan mencatat tingkat kematian rendah membuat kanselir mereka, Angela Merkel semakin jadi idola rakyat.
Namun, fakta bahwa Merkel akan menanggalkan jabatannya pada 2021 mendatang bikin publik kini juga bertanya-tanya: siapa yang akan menggantikannya?
Mengacu survei terbaru Spiegel yang rilis Kamis (30/4/2020), saat ini setidaknya ada tiga nama yang melaju sebagai kandidat kuat. Mereka adalah Markus Soeder, Friedrich Merz dan Armin Laschet.
Nama pertama adalah sosok Menteri Presiden daerah Bavaria sekaligus ketua Partai Persatuan Sosial Kristen. Menjabat sejak 2018, nama Soeder melejit dalam dua bulan terakhir lantaran keberaniannya menjadi pimpinan daerah pertama yang tegas menerapkan lockdown. Soeder bahkan berani membatalkan Oktoberfest, festival bir populer yang rutin dilaksanakan di Bavaria setiap Oktober demi alasan keselamatan.
Survei Spiegel menempatkan Soeder sebagai yang terdepan dengan angka tertinggi 48 persen. Meski mendominasi, hitung-hitungan Bloomberg masih memperhitungkan posisinya goyah. Sebab bila pandemi benar-benar berakhir sebelum bulan Oktober, keputusan Soeder membatalkan Oktoberfest bisa berbalik menuai kritik dan menurunkan elektabilitasnya. Apalagi pembatalan acara ini ditaksir menyebabkan kerugian senilai 1,2 miliar euro.
Menyusul pada urutan kedua adalah Friedrich Merz. Walau sempat terjangkit corona dan minim melakukan aktivitas, lawan politik Angela Merkel itu secara mengejutkan meraih 14 persen dan unggul dari Laschet yang cuma mendulang 9 persen.
Baca Juga
Sebagai catatan, sebelum pandemi Laschet sempat merajai polling dan unggul jauh dari Soeder dan Merz dalam hal elektabilitas.
Namun, sejumlah blunder kebijakan bikin pamornya menurun. Pria yang menjabat Menteri Presiden daerah Rhine-Whestpalia Utara itu belakangan tampak lambat dalam penerapan kebijakan pembatasan sosial dan lockdown di daerahnya.
Akibatnya, Laschet sempat menjadi bulan-bulanan kritik kendati sempat mendapat dukungan langsung dari Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn.