Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump: China Ingin Saya Kalah di Pilpres Amerika Serikat!

Meski tidak memberikan bukti yang mendukung pernyataannya itu, Trump mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan berbagai cara untuk menghukum pemerintah China.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bersama Presiden China Xi Jinping dalam sebuah pertemuan di Beijing, China, Kamis (9/11/2017)./Reuters-Damir Sagolj
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bersama Presiden China Xi Jinping dalam sebuah pertemuan di Beijing, China, Kamis (9/11/2017)./Reuters-Damir Sagolj

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengira China bertekad untuk melihatnya kalah dalam pemilihan presiden yang akan diadakan pada November mendatang.

Dugaannya itu didasarkan pada respons China terhadap wabah penyakit virus corona (Covid-19).

Meski tidak memberikan bukti yang mendukung pernyataannya itu, Trump mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan berbagai cara untuk menghukum pemerintah China. Menurut Trump, China bertanggung jawab atas menyebarnya virus corona ke seluruh dunia.

China akan melakukan apa pun untuk membuat saya kalah dalam pertarungan ini [pilpres],” ujar Trump dalam suatu wawancara dengan Reuters yang dilansir melalui Bloomberg, Kamis (30/4/2020).

“Ada banyak hal yang bisa saya lakukan,” tambahnya, tanpa mengatakan hukuman apa yang mungkin akan dia ambil.

Para pejabat pemerintah masing-masing negara telah saling melemparkan tuduhan soal pandemi Covid-19 selama berminggu-minggu.

Pada Rabu (29/4/2020), Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan China merupakan ancaman bagi dunia dengan menyembunyikan informasi tentang asal-usul virus corona.

“Partai Komunis China sekarang memiliki tanggung jawab untuk memberi tahu dunia bagaimana pandemi ini keluar dari China dan ke seluruh dunia, sehingga menyebabkan kehancuran ekonomi global,” tutur Pompeo kepada Fox News.

“Amerika perlu meminta pertanggungjawaban mereka,” lanjut Pompeo.

Komentarnya ini disampaikan setelah program berita malam China Central Television pada hari yang sama mempertanyakan transparansi dan akurasi data AS tentang infeksi Covid-19.

Sebelumnya, pada Selasa (28/4), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menegaskan bantahannya atas klaim yang disampaikan penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro bahwa China telah menahan pasokan alat pelindung diri (APD) di tengah pandemi Covid-19.

"Navarro telah menjadi pembohong yang konsisten tanpa kredibilitas," kata Geng dalam suatu konferensi pers di Beijing.

Navarro telah meningkatkan kecamannya terhadap China setelah virus corona muncul.

"Ini adalah perang yang dimulai China dengan menyebarkan virus, sengaja menyembunyikan virus, dan dengan menimbun APD," kata Navarro dalam wawancara dengan Fox News akhir pekan lalu.

Nasib Trump sebagai presiden AS sendiri akan dipertaruhkan dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan berlangsung pada 3 November. Trump akan bertarung memperjuangkan masa jabatan keduanya melawan calon dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Biden dipastikan akan berhadapan dengan Trump dalam pilpres mendatang setelah mendapat dukungan dari para petinggi Partai Demokrat, termasuk Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Nancy Pelosi.

Pelosi berpendapat Biden memiliki posisi yang baik untuk memimpin negara di tengah pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.

"Ketika kita menghadapi virus, Biden telah menjadi pilihan dengan jalan yang jelas untuk membawa kita keluar dari krisis ini," kata Pelosi dalam pengesahannya seperti dikutip Huffpost.com.

Sependapat dengan Pelosi, mantan pesaing Trump dalam arena Pilpres AS 2016, Hillary Clinton, menyuarakan dukungannya untuk Biden.

Clinton terang-terangan mengharapkan Biden, mantan wakil presiden era pemerintahan Barack Obama, berada di Gedung Putih untuk memimpin negara melalui pandemi virus corona.

“Pikirkan apa artinya jika kita memiliki seorang presiden sejati bukan sekadar seseorang yang memainkan peran itu di dalam televisi, tetapi seseorang yang bangun setiap pagi dan memikirkan orang-orang yang harus ia pimpin selama krisis ini,” tutur Clinton dalam suatu kesempatan pada Selasa (28/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper