Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi paling parah sejak lebih dari satu dekade pada kuartal pertama tahun ini setelah negara itu memberlakukan penguncian untuk memperlambat penyebaran virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Pertumbuhan ekonomi AS merosot pada tingkat tahunan sebesar 4,8 persen, menurut angka resmi yang dirilis kemarin sepeti dikutip BBC.com, Kamis (30/4/2020).
Angka itu menandai kontraksi pertama sejak 2014 sekaligus mengakhiri rekor ekspansi.Tetapi, angka-angka itu belum mencerminkan krisis penuh, karena banyak pembatasan tidak diberlakukan sampai Maret.
Akibatnya, lebih dari 26 juta orang di AS telah mengajukan tunjangan pengangguran. AS mengalami aktivitas bisnis dan kepercayaan konsumen paling rendah dalam sejarah.
Pertumbuhan diperkirakan akan berkontraksi 30 persen atau lebih dalam tiga bulan hingga Juni.
"Ini di luar jalur, belum pernah terjadi sebelumnya," kata Mark Zandi, Kepala Ekonom Moody's Analytics.
Baca Juga
Kontraksi dalam ekonomi AS adalah bagian dari perlambatan global akibat pandemic Covid-19.
Di China, tempat pembatasan diberlakukan selama hampir satu kuartal, ekonomi menyusut 6,8 persen. Artinya, terjadi kontraksi triwulanan pertama sejak pencatatan dimulai pada 1992.
Sedangkan, Jerman melaporkan ekonominya akan menyusut dengan rekor 6,3 persen tahun ini.
"Kami akan mengalami resesi terburuk dalam sejarah republik federal" yang didirikan pada 1949,” kata Menteri Ekonomi Jerman, Peter Altmaier.
Sebelum virus corona menghantam ekonomi global, ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh sekitar 2 persen tahun ini.
Worldometers.info melaporkan angka kematian akibat wabah Covid-19 di AS telah mencapai 61.180 orang. Sedangkan jumlah kasus tercatat 1.056.705 dengan total pasien yang sembuh sebanyak 145.345 orang.